Kelompok 944 Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya (MMD UB) menggali potensi pertanian di Desa Garung, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dan Edu-Hydrogel.
Ketua tim Chany Zanetta Ghymnasti menyampaikan, kegiatan ini untuk mendukung pertanian berkelanjutan, dengan tidak hanya berfokus pada aspek pertanian tradisional, tetapi dengan mengaplikasikan teknologi dan inovasi, guna meningkatkan efisiensi dan kualitas dalam produksi pertanian.
Sosialisasi dan praktik menanam untuk menerapkan program KRPL dilaksanakan di Balai Desa Garung, Sabtu (22/07/2023). Pelaksanaan dimulai dengan melakukan sosialisasi pentingnya KRPL untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Garung khususnya kelompok PKK Desa Garung.
“Program KRPL memiliki banyak manfaat jika benar-benar diterapkan hingga berkelanjutan. Pada kegiatan ini kami memaparkan prinsip, tujuan, contoh tanaman untuk KRPL, cara menerapkan KRPL dan perawatan tanaman KRPL,” ucap Chany.
Kegiatan sosialisasi diramaikan dengan adanya jargon “Garung Mandiri, Bersama Kawasan Rumah Pangan Lestari”.
Kegiatan dilanjutkan dengan praktik menanam salah satu tanaman untuk KRPL yaitu tomat. Praktik menanam diawali dengan pembagian polybag yang telah diisi oleh media tanam berupa campuran tanah humus, sekam arang, dan pupuk organik.
Agar kelompok PKK memiliki tanaman yang lebih bervariasi, serta dapat mencoba menanam tanaman KRPL dimulai dari penyemaian benih, tim MMD juga membagikan benih tanaman cabai, kangkung, pakcoy, bayam, dan kemangi.
“Kegiatan sederhana tersebut jika dilakukan dengan konsisten akan dapat menambah bahan pangan dengan menanam tanaman lokal, serta mewujudkan mandiri pangan di Desa Garung,” ungkap Chany.
Seluruh tim MMD terlibat langsung di lapangan, berinteraksi dengan petani lokal, dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Mereka kemudian mengidentifikasi masalah, dan mencari solusi yang berdampak positif bagi masyarakat desa sekitar. Tim MMD juga akan membahas upaya kolaboratif antara mahasiswa dan masyarakat supaya dapat membawa perubahan positif dalam bidang pertanian.
Sebagai pendukung dalam kegiatan pemberdayaan berbasis kearifan lokal yang berfokus pada sektor pertanian, kelompok 944 juga melakukan Pengenalan dan Praktik Media Tanam Hidrogel sebagai Alternatif untuk Meningkatkan Nilai Estetika Lingkungan Sekolah bagi Anak Usia Sekolah.
Pengenalan dilakukan dengan pemberian materi pada siswa dengan bahasa yang mudah dipahami siswa Sekolah Dasar. Agar kegiatan semakin meriah, tim memberi semangat dengan jargon “Edu-Hydrogel, hmm suka aku”.
“Penggunaan media tanam hidrogel ini menarik bagi anak usia sekolah, ditambah siswa dapat menanam sendiri tanaman sirih gading pada media tanam hidrogel, dapat memaksimalkan ketertarikan siswa untuk turut serta dalam pengenalan pertanian pada anak usia sekolah,” pungkas Chany. [MMD994/Irene]