Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (Sosek) Fakultas Pertanian UB bekerja sama dengan Konsorsium Hijau dan Millenium Challenge Corporation USA, mengadakan Workshop Analisis Temuan Participatory Gap Assessment Pengetahuan Hijau Tahap II selama dua hari (23-24/3/2016) di Hotel Sahid Montana Dua Malang.
Penyelenggaraan workshop ini merupakan diseminasi sejumlah temuan penelitian aksi oleh kelompok pakar multidispliner dari berbagai lembaga Perguruan Tinggi dan aktor pemberdayaan masyarakat yang dikenal luas sebagai Pandu Tanah Air dan Community Learning Center (CLC). Ada tiga isu yang menjadi highlight dalam workshop yaitu integrated farming system, renewable energy dan green entrepreneurship.
Participatory Gap Assessment yang telah dilakukan antara lain di Desa Kumbang dan Desa Lendang Nangka Utara Kabupaten Lombok Timur, Desa Tanamodu dan Ngadu Olu Kabupaten Sumba Tengah, Desa Wajageseng dan Desa Aik Bual Kabupaten Lombok Tengah, Desa Suka Maju dan Pandan Lagan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Penyelenggaraan workshop secara marathon dihelat selama dua hari mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 21.00.
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Mangku Purnomo, PhD, sekaligus sebagai penanggung jawab kegiatan menyatakan, bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari membangun Visi Green Campus yang telah dicanangkan UB dalam dua tahun terakhir. Sebagaimana kita tahu, hingga dewasa ini Pemerintah telah cukup banyak mengalokasikan anggaran operasional untuk program-program pemberdayaan masyarakat, namun perubahan tingkat kesejahteraan masyarakat belum mencapai hasil sebagaimana diharapkan. Banyak program pemberdayaan masih bersifat hit and run dan tidak berkelanjutan. Hal ini memerlukan terobosan dengan mengintegrasikan berbagai program dengan sistem kelembagaan desa baik formal maupun informal. Inisiatif lokal yang lebih merepresentasikan resource based activies perlu digali dan ditatakelolakan untuk dapat menjawab tantangan isu integrated farming, renewable energy dan green entrepreneurship untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan. Acara ini dibuka Dr. Maryanto yang juga mengetengahkan presentasi naskah laporan Kabupaten Lombok Timur oleh Alit Ambara.
Pada hari kedua workshop secara khusus membahas working paper untuk tema-tema pengetahuan hijau, energi terbarukan, green entrepreneurship dan integrated farming system dengan mengacu pada temuan Participatory Gap Assessment Pengetahuan Hijau yang telah didiskusikan pada hari pertama workhsop. Outcome workshop ini, diharapkan dapat memberikan rekomendasi reformulasi model pemberdayaan masyakarat berbasis green integrated farming system di mana inisiatif komunitas lokal untuk mengelola usaha tani dan ternak serta menginisiasi pemenuhan energi terbarukan dapat digarap dalam format green entrepreunership yang mengakomodasi tiga elemen sinergitas yaitu people, profit dan planet (ekologi). [TatiekKoerniawati/waw/Humas UB]