Wagub Jatim Dorong Mahasiswa UB Munculkan Inovasi Birokrasi

Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim), Emil Elestianto Dardak mendorong mahasiswa Universitas Brawijaya bisa memunculkan inovasi dalam pelaksanaan birokrasi pemerintahan.

“Peran dari kampus seperti Universitas Brawijaya tentu menjadi sangat penting untuk mendorong terobosan inovasi dalam hal ini,” ucapnya saat menjadi pembicara dalam Webinar Nasional Kepemimpinan Anak Muda yang diselenggarakan oleh Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Brawijaya, Jumat (19/11/2021).

Wagub Jatim mengakui bahwa lingkungan pemerintahan masih identik dengan sifat birokratis. Cenderung dianggap kaku hingga tidak fleksibel.

“Mungkin ada benarnya tapi tidak sepenuhnya demikian kita tahu berbagai inovasi yang ujungnya untuk meningkatkan pelayanan dan mempermudah akses masyarakat yang ini telah dilakukan baik di pusat, provinsi atau kabupaten kota bahkan tingkat desa sekalipun,” ucap Emil.

Bagi Emil, tata kelola pemerintahan lebih kompleks jika dibandingkan dengan swasta. Dia mencontohkan program kerja tahun 2022 sudah harus masuk RKPD pada bulan ketiga atau keempat 2021.

“Kondisi kondisi seperti ini membuat perubahan di pemerintahan tidak semudah yang kita bayangkan,” paparnya.

Meski perubahan tak bisa dilakukan dengan mudah, Emil berharap tata kelola pemerintahan yang bersih dan integritas tak bisa ditawar.

“Jadi energi civitas akademika bisa difokuskan untuk membangun tata kelola lebih gesit dalam merespon perubahan. Tapi tetap tidak melupakan tata kelola dan integritas baik kebijakan atau penggunaan anggaran,” kata mantan Bupati Trenggalek ini.

Emil berharap hal hal yang terlalu birokratis di pemerintahan tidak membuat generasi milenial frustasi dan kemudian hilang daya inovasi untuk perbaikan di birokrasi.

“Sebab masih banyak inovasi yang bisa dilakukan berkaitan dengan peraturan keuangan daerah atau pemerintah daerah,” katanya.

“Memang tidak sefleksibel jika kita bergerak di badan swasta tapi kita tidak boleh lelah untuk mencari inovasi kreatif dan keluar dari program yang itu itu saja,” sambung Emil.

Pria kelahiran Jakarta ini mengaku jika saat menjadi Bupati Trenggalek membuat beberapa langkah ekstrem agar kerja birokratis tidak stagnan.

“Saya meminta untuk memotong anggaran fisik dan mengalihkan ke pemberdayaan ekonomi pada dua tahun pemerintahan saya. Baru pada tahun ketiga dilakukan pembangunan fisik,” ucap Emil.

Inovasi ekstrem ini kata Emil dilakukan untuk menjemput potensi ekonomi sehingga mampu membangun UMKM milik rakyat. Secara pembangunan fisik memang tertinggal namun hal ini dilakukan Emil agar birokrasi keluar dari rutinitas yang sama.

Pada akhir pemberian materi, Emil berharap civitas akademika Universitas Brawijaya mampu memberikan sumbangsih pada inovasi birokrasi. Bahkan jika perlu mempelajari negara lain untuk bisa diterapkan di Indonesia.

“Jangan ragu mencontoh negara lain dengan memperhatikan konteks di Indonesia. Tentu semuanya untuk pemerintahan yang inovatif, kreatif dan adaptif,” pungkas Wagub Jatim.

Selain Wagub Jatim, Webinar Nasional yang diselenggarakan Ilmu Pemerintahan UB ini juga menghadirkan Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Ketua Fraksi PKB DPRD Jatim Fauzan Fuadi dan Kabag Pemerintahan Pemkot Malang Fahmi Fauzan. (Humas FISIP UB)