UPT PKM Gagas Diskusi Desiminasi Karakter

UPT Pengembangan Kepribadian Mahasiswa Universitas Brawijaya (UPT PKM UB) menyelenggarakan Diskusi Desiminasi Karakter; Penguatan Karakter Toleransi pada Gen-Z. Kegiatan itu dikemas dengan ceramah, dialog, dan pelatihan singkat membuat konten edukasi. UPT PKM UB menggandeng Oase Institute (Yayasan Oase Cakrawala Nusantara). Puluhan pelajar dan mahasiswa pun turut hadir pada diskusi (Oase Talks) yang diselenggarakan di Oase Cafe & Literacy Kota Malang, Sabtu (08/6/2024).

“Toleransi merupakan gagasan, sikap, hingga kesadaran akan penerimaan perbedaan agama, ras, suku, dan lainnya. Sehingga, toleransi yang aktif dari gagasan ke tindakan secara sadar itu penting dipahami oleh Gen-Z,” ucap Galieh Damayanti, selaku pembicara. Dosen Kewarganegaraan UB ini menyampaikan materinya berjudul Toleransi dan Kebebasan Berekspresi; Gen-Z dalam Jerat Malfungsi Sosial Media.
Selain toleransi, Galieh menjelaskan tentang pentingnya memahami kasus perundungan dan kekerasan seksual, kedua hal itu kerap terjadi di sekolah atau kampus. Perundungan dan Kekerasan Seksual dikatakannya termasuk dua hal dari dosa besar pendidikan nasional selain intoleransi.
Galieh memaparkan data hasil penelitihannya selama 5 tahun terakhir. Selama periode tersebut, ditemukan 64 kasus kekerasan seksual di sekolah dengan rincian 65 di kabupaten, dan 36 kasus di Batu. Sepanjang tahun itu terdapat 165 kasus kekerasan seksual di Malang Raya. Data lain menunjukkan sebesar 76% anak perempuan korban kekerasan seksual, perempuan dewasa 22%, dan hanya 2% anak laki-laki.
“Selain penanggulangan, pencegahan dari kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi juga penting. Kalau di sekolah sangatlah penting peran guru BK. Pihak sekolah atau kampus pun perlu proaktif dalam menyikapi 3 dosa besar pendidikan ini,” tegas perempuan yang juga dosen Fakultas Hukum itu.
Albar Adetary Hasibuan selaku ketua pelaksana kegiatan membuka acara dengan penuh bahagia. Dosen Pancasila UB itu mengatakan sangat senang berjumpa Adik-adik pelajar Kota Malang. Dia berharap pertemuan itu bisa memberi manfaat dan pengetahuan serta pengalaman yang berharga kepada semua peserta yang hadir.
“Saya senang bertemu kalian semua. Semoga diskusi ini bisa berjalan lancar. Sehingga kita semua bisa belajar lagi tentang pentingnya tolerasi, menghargai, dan persahabatan tanpa melukai,” tutur Albar saat membuka kegiatan sore itu.
Setelah sesi pembukaan, Al Muiz Liddinillah dari Oase Institute memandu jalannya diskusi. Muiz bertugas sebagai moderator sekaligus fasilitator diskusi. Muiz mengatakan bahwa Gen-Z adalah generasi yang terampil berselancar di dunia maya, keterampilan itu perlu dibekali dengan keterampilan literasi. “Selain itu, penting juga bagi Gen-Z memahami makna literasi, anti perundungan, dan edukasi seksual sejak dini.
Muiz selaku fasilitator juga mengajak peserta untuk membuat konten edukasi baik infografis atau video. Dalam waktu 15 menit peserta merampungkan tugasnya. Semua konten dimuat di akun media sosial masing-masing.
Kegiatan ini juga terselenggara dengan baik atas kerjasama dengan Lakpesdam NU Kota Malang, Gubuk Tulis, Duta Damai Jawa Timur, Toko Buku Oase, Oase Cafe & Literacy.
Semua peserta dan panitia antusias mengikuti diskusi itu, termasuk juga kepala UPT PKM UB, Dr. Mohamad Anas. Diskusi dan pelatihan singkat berjalan lancar hingga acara ditutup dengan foto bersama dan ramah tamah. [Dini/ Farha/sitirahma]