Upaya Penanganan Permasalahan Sampah, MMD Bangun Bank Sampah di Desa Permanu

Permasalahan sampah masih menjadi problematika yang sulit teratasi, produksi sampah rumah tangga organik maupun anorganik terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan pola konsumsi masyarakat yang terus meningkat.

Oleh karena itu, perlu adanya penanganan khusus dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan tersebut sebagai solusi alternatif permasalahan sampah di desa Permanu. Bank sampah menjadi salah satu solusi yang ditawarkan agar alur pengelolaan sampah lebih terorganisir dan memberikan dampak positif pada lingkungan. Melihat dari permasalahan yang ada di desa Permanu Kelompok 157 MMD UB dibawah bimbingan Reika Happy Sugiastuti, S.AB., M.AB berinisiatif untuk membuat Bank Sampah bekerjasama dengan pemerintah Desa Permanu bersama ibu-ibu PKK.

Kegiatan tersebut diawali dengan sosialisasi program yang disambut baik oleh Ketua PKK bernama Sri.

“Menurut saya program mengenai bank sampah ini memang dibutuhkan untuk desa Permanu karena pengelolaan sampah di desa ini sangat kurang, melihat dari kondisi Desa Permanu saat ini akan sangat berguna sekali pembentukan Bank Sampah agar menjadikan warga lebih sadar tentang pengelolaan sampah,” kata Sri pada saat kegiatan sosialisasi berlangsung di ruang PKK Desa Permanu pada Sabtu (15/07/2023).

Melalui sosialisasi tersebut dapat meningkatkan pemahaman  warga terkait program yang akan dijalankan dan dapat meningkatkan nilai ekonomis yang tinggi dari sampah yang dihasilkan setiap harinya. Selain pembentukan Bank Sampah terdapat juga program pemberdayaan bank sampah kepada pengurus bank sampah. Bank Sampah tersebut memberdayakan ibu-ibu PKK untuk menjadi pengurus dengan salah satu tugasnya yaitu memilah dan mengolah sampah rumah tangga.

Kelompok MMD 157 bersama ibu-ibu PKK Desa Permanu

Mekanisme Bank Sampah hampir sama dengan Bank pada umumnya, yakni membutuhkan pengurus dan nasabah namun yang membedakan yakni menabung bukan dengan uang melainkan dengan sampah anorganik.

Melalui bank sampah tersebut, sampah dapat diberdayakan menjadi sesuatu yang mempunyai nilai rupiah. Salah satu kegiatan untuk mewujudkan Bank Sampah yakni survei lokasi beserta harga di pengepul. Kegiatan puncak dari program Bank Sampah oleh Kelompok 157 MMD UB yakni Peremismaan Bank Sampah dan Implementasi Bank Sampah yang dilaksanakan di halaman salah satu rumah warga Wiwin pada Sabtu (29/07/2023). Sampah yang dikumpulkan akan di filter atau dipilah terlebih dahulu oleh pengurus kemudian dikumpulkan berdasarkan nilai dari setiap jenis sampah. Hasil dari nilai tersebut bisa di konversikan ke dalam bentuk rupiah berdasarkan nilai yang ada di katalog sampah. Masyarakat yang datang untuk menukarkan sampah kemudian dijadikan nasabah, agar masyarakat memiliki tabungan rupiah seperti hal nya bank biasa.

Melalui kegiatan tersebut, banyak warga yang tertarik dan berminat untuk menabung sampah, dengan tabungan sampah terbesar dari nasabah yakni mencapai 9 kg.

“Lumayan mas, apalagi sampah yang setiap hari pasti ada seperti bungkus snack, bungkus shampo, bungkus detergen yang menumpuk di rumah daripada dibuang bisa ditukar jadi uang,” tutur salah satu nasabah. Bank Sampah Desa hadir sebagai penawar solusi bagi pengurangan dampak negatif sampah dan menjadi salah satu tempat yang bisa digunakan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dalam upaya memaksimalkan nilai dari sampah daur ulang.

Dengan terlaksananya program yang dilakukan oleh Kelompok 157 MMD Universitas Brawijaya diharapkan warga Desa Permanu dapat merubah pola membuang sampah dengan baik, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memilah sampah, dan bergabung menjadi nasabah bank sampah karena sampah memiliki nilai jual yang tinggi. Semoga dengan terbentuknya “Bank Sampah” di Desa Permanu ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, meningkatkan hubungan sosial, dan mengurangi volume sampah di lingkungan sekitar sehingga menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. (*/OKY/Humas UB)