Short Course Taking Perspective merupakan program pertukaran lanjutan yang melibatkan pertukaran dosen dan mahasiswa (lecturer and student exchange). Program ini dilaksanakan dalam tiga sesi yang berbeda, sesi pertama digelar di Leipzig University pada tanggal 17-27 Juni 2024, sesi kedua di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 9-12 September 2024, dan sesi ketiga di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya pada tanggal 12-18 September 2024 .
Program yang mengambil tema: “Taking Perspectives: “Understanding Others And Social Cohesion In Times Of Increasing Polarization” ini, diikuti oleh perwakilan mahasiswa dari 3 perguruan tinggi berbeda yakni Leipzig University, Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Jakarta. Universitas Brawijaya mengirimkan perwakilan 3 Dosen dan 4 mahasiswa yang telah lolos interview Taking Perspectives 2024.
Upacara pembukaan berlangsung pada Senin, 17 Juni 2024 pukul 15.00 hingga 17.30 waktu setempat di Paulinum Leipzig University, Neues Augusteum, 04109 Leipzig Room P7 01, diawali dengan sambutan dari dosen Leipzig University, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Brawijaya yaitu Prof. Dr. Christoph Enders, Prof. Dr. Thomas Schmidt-Lux, Heryanti Utami, dan Muhammad Dahlan. Acara dilanjutkan dengan penampilan musik yang memukau dari mahasiswa Leipzig University.
Menurut salah satu delegasi dari Universitas Negeri Jakarta, Lita Patimah dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa program “Taking Perspectives” ini menawarkan kesempatan yang sangat berharga untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman antara peserta Indonesia dan Jerman dalam konteks agama, hukum, dan masyarakat. Jadwal yang beragam, termasuk ekskursi, seminar, kuliah, permainan simulasi, dan pesta perpisahan, menjanjikan pengalaman yang mendalam dan berkesan bagi pesera di kedua negara.
Zakiyyatu Fadzilla dari Universitas Brawijaya, juga menyoroti bahwa program ini merupakan kegiatan yang adaptif terhadap isu-isu sosial yang terjadi saat ini. “Taking Perspective” tahun 2024 merupakan respon yang adaptif terhadap isu-isu sosial dan agama dikarenakan tema yang dibahas pada setiap tahunnya berbeda tergantung apa saja isu-isu yang sedang hangat di Indonesia,” jelas Zakiyyatu.
“Sebagai peserta, mari kita hadir dengan pikiran terbuka, siap untuk mendengarkan dan berbagi pandangan kita tentang topik yang dibahas. Berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan, bertukar ide dengan sesama peserta, dan jadilah penggerak diskusi yang konstruktif. Dengan sikap hormat dan keinginan untuk belajar dari satu sama lain, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertukaran budaya dan pengetahuan yang bermanfaat,” tambah Lita.
Setelah serangkaian sambutan, acara pembukaan dilanjutkan dengan makan bersama dan sesi ramah tamah. Lita juga menyampaikan harapannya agar program “Taking Perspectives” menjadi wadah untuk menginspirasi kolaborasi lintas budaya yang berkelanjutan antara Indonesia dan Jerman.
Melalui dialog terbuka dan kerjasama yang erat, diharapkan dapat memperkaya pemahaman kita tentang perbedaan dan persamaan antara kedua negara, serta akan terus terjalin hubungan harmonis antarbangsa yang saling menguntungkan dan memperkaya pemahaman tentang keberagaman global.(dzilla/wdd/Humas UB)