Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan daerah, Universitas Brawijaya menggandeng Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (BAPPEDALITBANG) Kabupaten Tuban untuk menyusun roadmap diversifikasi pangan lokal berbasis sumber karbohidrat non-beras. Kegiatan ini melibatkan tim ahli dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Setyono Yudo Tyasmoro, M.S., SYR, dengan anggota tim Dr. Rosihan Asmara, S.P., M.P., Dr. Fahriyah, S.P., M.Si., dan Susanti Evie Sulistiowati, S.P., M.P.
Kajian bertajuk Roadmap Diversifikasi Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Non-Beras ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi pangan lokal seperti jagung, ubi kayu, dan ubi jalar sebagai alternatif sumber karbohidrat. Prof. Dr. Setyono Yudo Tyasmoro menjelaskan bahwa penyusunan roadmap dilakukan secara komprehensif, dengan mempertimbangkan potensi sumber daya alam, tantangan, serta strategi implementasi.
“Kami melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah daerah, masyarakat, lembaga riset, hingga sektor swasta, untuk memetakan peluang dan kendala yang ada. Harapannya, roadmap ini dapat menjadi panduan pengembangan pangan lokal yang berkelanjutan,” ujar Prof. Yudo.
Kepala BAPPEDALITBANG Kabupaten Tuban menegaskan pentingnya kerjasama ini untuk mendukung visi daerah dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. “Kabupaten Tuban memiliki potensi besar untuk mengembangkan pangan lokal seperti jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. Dengan roadmap ini, diharapkan petani dapat lebih sejahtera dan ketergantungan terhadap beras dapat berkurang,” katanya.
Tim Universitas Brawijaya juga mengidentifikasi sejumlah tantangan dalam diversifikasi pangan, seperti akses teknologi pertanian modern, kurangnya pengetahuan masyarakat, dan minimnya infrastruktur. Sebagai solusi, tim merancang pelatihan untuk memberdayakan petani lokal dan mengenalkan teknologi pertanian ramah lingkungan guna meningkatkan hasil produksi.
Dengan roadmap ini, Kabupaten Tuban diharapkan menjadi pelopor dalam diversifikasi pangan lokal di Indonesia. Kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, dan sektor swasta diharapkan menciptakan ekosistem pangan yang berkelanjutan.
Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras, tetapi juga meningkatkan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Kabupaten Tuban pun diharapkan mampu menjadi daerah penghasil pangan lokal unggulan di Indonesia. (RSH)