Undang 75 Panti Asuhan, UB Gelar Doa Bersama Anak Yatim Piatu dan Saudara Dhuafa

Dalam memeriahkan bulan suci Ramadan, umat muslim sejatinya tidak hanya menjalankan kewajiban ibadah puasa semata, namun juga terdapat ibadah lainnya yang perlu dijalankan sebagai penyempurnaan di bulan yang penuh berkah ini. Membuka hati untuk saling berbagi kepada sesama dan memaknai Al-Qu’ran sebagai pedoman hidup menjadi bagian dinamika indahnya berpuasa, hal inilah yang dilakukan oleh Universitas Brawijaya dengan menggelar peringatan Nuzulul Qur’an dan Pemberian santunan kepada pengurus dan panti asuhan se-Malang Raya, di masjid Raden Fatah, pada Jumat (21/3).

Ketua Pusat Pembinaan Agama (PPA) UB, Dr. Khusnul Fathony mengungkapkan bahwa kegiatan yang bertajuk “Al-Qur’an sebagai Sumber Nutrisi Rohani di Era Modernitas“ ini mengundang 75 panti asuhan dan 450 anak yatim beserta pengurus. Acara ini tidak hanya menjadi momen berbagi kebahagiaan, tetapi juga wujud komitmen UB dalam menanamkan nilai-nilai spiritual di lingkungan kampus. “Dengan hadirnya anak-anak yatim piatu dan para dhuafa, kami selaku bagian dari sivitas akademika kampus memohon kesediaannya untuk memanjatkan doa bersama untuk kemajuan universitas menuju pencapaian yang lebih tinggi, kesuksesan para pemimpin-pemimpin kami dalam menjalankan amanah dan tentu saja kesempatan anak-anak yatim piatu kelak sebagai bagian dari mahasiswa UB di masa mendatang,” ungkapnya.

Wakil Rektor V Bidang Riset dan Inovasi, Prof. Dr. Unti Ludigdo, SE, M.Si, Ak, menyampaikan rasa terima kasih dengan terselenggaranya kegiatan tahunan ini di bulan Ramadan. UB akan berkomitmen untuk terus bersama-sama dengan anak yatim piatu dan saudara-saudara dhuafa, dimana kemuliaan akan terus hadir ditengah-tengah umat muslim yang selalu dekat dengan mereka dan masyarakat yang kurang mampu. ”Tentu saja komitmen ini harus disertai kesadaran pola berpikir generasi muda, bagaimana sinergi kampus dan mahasiswa untuk menciptakan perilaku-perilaku Qur’ani, kecintaan terhadap masjid sebagai bentuk pendekatan kepada ilahi hingga menanamkan rasa untuk memberi kepada saudara-saudara yang membutuhkan.

Pada kesempatan tersebut, UB juga mengundang Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhammad Cholil Nafis, S.Ag, MA, Ph.D, untuk memberikan tausiyah kepada seluruh mahasiswa yang hadir. Ia menyampaikan bahwa generasi muda perlu mendedikasikan diri secara selaras kepada ilmu dan agama, sebagaimana hamba Allah yang berpikir dan menjunjung tinggi keimanan. Diawali dengan membaca, lalu belajar memahami makna dan tafsir, berikutnya mengamalkan perilaku-perilaku Qur’ani di lingkungan masyarakat. Menurutnya, Nuzulul Qur’an mengingatkan muslim kepada Iqra, maka dari itu mulailah mencintai Al-Qur’an dengan membacanya secara perlahan namun konsisten disetiap harinya terlebih di bulan Ramadan. “Nabi Muhammad SAW ketika bertemu dengan malaikat Jibril selalu membacakan ayat-ayat Al-Qur’an di bulan Ramadan. Nabi Muhammad SAW membaca dan Jibril mendengarkan, inilah esensi yang paling mendasar dalam mempelajari Al-Qur’an. Karena dengan membaca, seseorang mampu mengembangkan kemampuan literasinya, baik apapun itu keilmuan yang dipelajarinya,” ungkapnya. [humas]