Berkembangnya penyakit blas di lahan pasang surut Kalimantan Selatan diduga disebabkan oleh perubahan ketahanan tanaman padi. Penyakit ini berpotensi tinggi menimbulkan perkembangan penyakit yang lebih berat, dan kondisi lingkungan pasang surut diduga berhubungan dengan perkembangan penyakit. Dengan tujuan mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan ketahanan tanaman padi terhadap penyakit blas di lahan pasang surut dan faktor predisposisi ketahanan tanaman padi terhadap penyakit blas, Ir. Mariana MP membawakan disertasinya berjudul “Ketahanan Tanaman Padi Terhadap Penyakit Blas di Sawah Pasang Surut Kalimantan Selatan”, Kamis 13/1, di Pascasarjana Universitas Brawijaya.
Dengan metode survei, dan penelitian rumah kaca serta penelitian lapangan, diperoleh hasil bahwa persentase intensitas penyakit blas di lahan kering lebih tinggi daripada lahan pasang surut. Di lahan kering intensitas penyakit blas daun rata-rata 48% untuk blas daun dan 67,6% untuk blas malai, sementara di lahan pasang surut intensitas penyakit blas daun rata-rata 15% untuk blas daun dan 29,1% untuk blas malai. Meski intensitas penyakit di lahan pasang surut relatif lebih rendah dari lahan kering, penyakit ini memiliki potensi untuk berkembang menjadi penyakit yang lebih berat disebabkan karena P.oryzae atau patogen yang disebarkan melalui udara dan mempunyai kemampuan mutasi yang tinggi bahkan dari biakan spora tunggal.
Ibu tiga orang putri yang juga dosen pada Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini dipromotori oleh Prof. Dr. Ir. Tutung Hadiastono MS, ko promotor Dr. Ir. A. Latief Abadi MS, Prof. Dr. Ir. Hj.Nakimah Halim MSc, dengan tim penguji Prof. Dr. Ir. Hj. Siti Rasminah Chaelani Syamsidi, Dr. Ir. Gatot Mudjiono, dan Prof. Ir. Eko Handayanto MSc PhD, dan dosen penguji luar Dr. Ir. Nasir Saleh APW dari Balitkabi Malang, Ir. Mariana MP dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan (IPK 3,49) dengan masa studi 5 tahun. Dr. Ir. Mariana MP lulus S1 di Universitas Lambung Mangkurat (1987) dan S2 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (1994). [li]