UB, Undana, Dinas Pertanian Gelar Penyuluhan Sirkular Ekonomi di Kabupaten Malaka

Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Nusa Cendana bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Malaka, menggelar penyuluhan pertanian dengan konsep “Sirkular Ekonomi” pada Senin, (22/7/2024), yang bertempat di aula kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Malaka. Kegiatan dilakukan sebagai wujud realisasi Program Dana Padanan  (PDP) kemenristekdikti sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi dan meningkatkan sektor perekonomian petani malaka. Kegiatan ini dihadiri oleh banyak peserta mulai dari petani setempat, penyuluh pertanian Kabupaten Malaka, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Malaka drh. Januaria Maria Seran, Kepala Bidang dan Staf Dinas Malaka, beserta Dosen dari Universitas Brawijaya yang diwakili oleh Dr. Rita Parmawati,SP., ME., IPU., ASEAN Eng dan Dosen dari Universitas Nusa Cendana yang diwakili oleh Dr. Ir. Ida Nurwiana, M.Si. Kegiatan diskusi dan tanya jawab berjalan dengan penuh antusias dari para petani mengenai teknologi yang akan digunakan.

Materi yang dijelaskan dalam penyuluhan pertanian ini yaitu konsep sirkular ekonomi dalam pertanian serta teknologi – teknologi yang dapat diterapkan di dalamnya.

Rita menjelaskan, konsep Sirkular Ekonomi sendiri merupakan suatu konsep ramah lingkungan dengan tiga prinsip utama yakni, mengurangi dan menghindari limbah, menggunakan kembali dan mendaur ulang limbah, serta mempromosikan regenerasi sumber daya alam. Universitas Brawijaya dan Universitas Nusa Cendana saling berkontribusi menyumbangkan ide untuk membangun pertanian di Kabupaten Malaka agar menjadi kabupaten yang unggul dengan inovasi teknologi yang diterapkan serta ramah lingkungan. Inovasi teknologi yang digunakan yaitu Pita Mulsa Organik (PMO) dan Saluran Irigasi Induksi Magnetik. Pita Mulsa Organik merupakan suatu inovasi yang dapat menggantikan mulsa yang terbuat dari plastik tidak ramah lingkungan dengan mulsa yang terbuat dari bahan organik. Sedangkan, inovasi Saluran Irigasi Induksi Magnetik diharapkan dapat membantu mengendalikan pH air yang akan dialiri ke sawah sehingga kebutuhan akan mineral pada tanaman dapat tercapai.

Setelah kegiatan penyuluhan pertanian, disambung dengan survey dan pemetaan lahan untuk melihat kondisi di lapangan. Kabupaten Malaka sangat kaya akan sumber daya alam berupa eceng gondok, limbah tanaman pisang, dan daun paitan (Crotalaria SP) yang dapat dimanfaatkan menjadi Pita Mulsa Organik. Keberlanjutan dari program ini nantinya para petani akan diajarkan teknologi dalam pembuatan Pita Mulsa Organik dan Saluran Irigasi Induksi Magnetik sehingga masyarakat khususnya para petani mampu untuk memproduksi mandiri. (NAD/Humas UB)