UB Tindaklanjuti Rencana Kerjasama dengan Stellenbosch University

Rektor UB menerima kunjungan dari Prof. Aslam Fataar, Ph.D yang merupakan utusan khusus Rektor Stellenbosch University, Afrika Selatan, pada Rabu (15/5/2024). Prof. Fataar hadir di kampus UB dalam rangka menindaklanjuti rencana kerjasama UB dan Stellenbosch University yang telah didiskusikan pada pertemuan daring dengan para pejabat terkait dan difasilitasi oleh UPT. International Academic Affairs (International Office).

Selain itu, Prof. Fataar juga berkesempatan menjadi narasumber pada kegiatan “3 in 1 Program” yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Administrasi dan serangkaian kuliah tamu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Fakultas Ilmu Budaya. Kehadirannya di ruang kerja rektor diterima langsung oleh Rektor Prof. Widodo, M.Si., Ph.D.Med.Sc., Wakil Rektor bidang Akademik Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, M.P., Kepala bidang International Academic Engagement Henny Rosalinda, M.A., Ph.D., dan Koordinator Kerjasama Asia Tenggara dan Afrika Aulia Luqman Aziz, M.Pd.

Dalam pertemuan itu, rektor menyampaikan keinginannya untuk membuat konkrit kerjasama dengan Stellenbosch University. Terlebih universitas yang berbasis di kota Cape Town itu memiliki peringkat QS WUR 283 dan peringkat QS WUR by Subject 50-100. Sehingga, pihaknya ingin agar ada pertukaran ilmu dalam hal tata kelola lembaga maupun kerjasama antar akademisi.

“Kami ingin belajar dari Stellenbosch bagaimana meningkatkan reputasi di tingkat global. Selain itu, perlu juga ada kolaborasi dalam hal riset dan bimbingan mahasiswa,” ujar Rektor.

Sementara itu, Prof. Fataar mengusulkan kerjasama antara UB dan Stellenbosch University dalam semangat kemiripan sosial dan budaya di antara kedua negara. Terlebih, pada zaman penjajahan dulu, Indonesia dan Afrika Selatan sama-sama dijajah Belanda. Sehingga banyak warga Indonesia yang dianggap sebagai penentang penjajahan diasingkan hingga ke Afrika Selatan, khususnya di Cape Town. “Saya rasa bila kerjasama kita dilandaskan pada kemiripan budaya akan lebih kuat dan mengakar, mengingat kita punya sejarah yang sama di masa silam,” ujar pria yang juga menjabat sebagai penasihat transformasi organisasi di kantor rektor Stellenbosch University.