Dalam rangka mendukung kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengenai Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), Universitas Brawijaya (UB) menerima 354 mahasiswa dari PTN lain untuk berkuliah di UB dalam program PERMATA-SAKTI, singkatan dari Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara, Sistem Alih Kredit dengan Teknologi Informasi.
Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. drh. Aulanni’am, DES menuturkan, program PERMATA-SAKTI merupakan program pertukaran mahasiswa melalui kerja sama antar Perguruan Tinggi Negeri se-Indonesia yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa).
“Sebagai implementasi kebijakan kampus merdeka, maka kami memberi kebebasan kepada mahasiswa mengikuti program ini, dan adanya inbound dari universitas di luar UB sangat baik untuk kinerja universitas. Mereka mendaftar program ini melalui Belmawa, kemudian mekanisme perkuliahan diatur oleh Bagian Akademik UB,” ungkap Prof. Aulanni’am.
Sementara itu Kepala Bagian Perencanaan, Akademik dan Kerjasama Heri Prawoto Widodo., S.Sos., M.AB menyampaikan, Ini merupakan tahun pertama UB melaksanakan program ini, dan sementara ini baru menerima mahasiswa dari luar UB untuk berkuliah di UB, kami belum mengirimkan mahasiswa UB untuk berkuliah di luar kampus UB.
Sebanyak 354 mahasiswa tersebut berasal dari 24 PTN di seluruh Indonesia, di mana mahasiswa terbanyak berasal dari Universitas Syiah Kuala (67 mahasiswa), dan dari Institut Seni Indonesia Padang Panjang (33 orang).
Pada program ini, mahasiswa boleh memilih untuk mengikuti satu atau dua dari tujuh mata kuliah yang ditawarkan UB. Yaitu Family Business (Kewirausahaan-Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Perancangan User Experience (Sistem Informasi-Fakultas Ilmu Komputer), Gender dan Kebijakan (Ilmu Pemerintahan-FISIP), Sosiologi Perdesaan Pertanian (Agribisnis-Fakultas Pertanian), Ilmu Reproduksi Ternak (Ilmu Ternak-Fakultas Peternakan), Sistem Transportasi (Teknik Sipil-Fakultas Teknik), dan Pengemasan dan Penyimpanan (Ilmu dan Teknologi Pangan-Fakultas Teknologi Pertanian).
“Masing-masing mata kuliah tersebut bermuatan 3 SKS. Para mahasiswa berhak mengambil 6 SKS, bisa di UB semua, atau 3 SKS di UB dan 3 SKS lainnya di luar UB. Perkuliahan ini dilakukan selama satu semester, yaitu di semester 5 atau 7,” papar Heri.
Ia melanjutkkan, selama berkuliah di UB, mereka mendapat hak yang sama seperti mahasiswa reguler UB, seperti memiliki Kartu Tanda Mahasiswa yang berlaku selama satu semester, modul pembelajaran dari dosen pengampu mata kuliah, memiliki akun email UB, akses Sistem Informasi Akademik, mengikuti UTS, UAS, dan pada akhir program, mereka mendapat transkrip nilai untuk mata kuliah yang telah diambil di UB sebagai bukti pengalihan angka kredit, dan diakui sebagai mata kuliah di kampus asal dengan konversi ke mata kuliah relevan atau sesuai dengan mata kuliah yang diambil di UB.

Berbagai manfaat didapatkan para mahasiswa melalui program PERMATA-SAKTI ini. Veren Maretha Putrisari, mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan asal Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, mengaku mendapat banyak pengalaman baru melalui program ini.
“Saya mengambil Mata Kuliah Ilmu Reproduksi Ternak, ilmu ini sangat diperlukan untuk perkuliahan saya, dan dapat saya terapkan saat saya co-ass nanti setelah lulus sarjana. Mengikuti program ini merupakan kesempatan emas bagi kami mahasiswa/i dari universitas lain untuk merasakan atmosfer belajar di kampus yang selalu menduduki peringkat lima besar di Indonesia,” terang Veren.
Demikian juga Ari Kurniawan Putra, mahasiswa Fakultas Ekonomi asal Universitas Negeri Gorontalo ini merasa beruntung berkesempatan berkuliah di kampus impiannya melalui program PERMATA-SAKTI.
“Banyak manfaat yang saya dapatkan dengan pengalaman belajar di luar kampus. Pertama, meningkatkan wawasan kebangsaan, integritas, solidaritas, perekat kebangsaan antar mahasiswa se-Indonesia, melalui pembelajaran antar budaya. Kedua, dapat mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan softskill mahasiswa dengan karakter Pancasila, agar siap bergaul secara kooperatif dan kompetitif dengan bangsa-bangsa lain di dunia demi martabat bangsa melalui pembelajaran terpadu,” pungkas mahasiswa yang mengambil mata kuliah Family Business ini. [Irene]