UB Tambah Empat Profesor

Universitas Brawijaya (UB) kembali mengukuhkan dua profesor dari Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik, Minggu (20/8/2023).

Prof. Dr. Imam Kuswahyono, S.H., M.Hum dikukuhkan sebagai Profesor aktif ke 9 di Fakultas Hukum (FH) dan Profesor aktif ke 176 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 330 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Univesitas Brawijaya.

Prof. Dr. Ir. Sudarminto Setyo Yuwono, M.App.Sc dikukuhkan sebagai Profesor aktif ke 10 di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan Profesor aktif ke 177 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 331 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Univesitas Brawijaya.

Prof. Dr. Eng. Denny Widhiyanuriyawan. S.T., M.T dikukuhkan sebagai Profesor aktif ke 19 di Fakultas Teknik (FT) dan Profesor aktif ke 178 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 332 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Univesitas Brawijaya.

Sementara, Prof. Dr. Eng. Nurkholis Hamidi, S.T., M.Eng. sebagai Profesor aktif ke 20 di Fakultas Teknik (FT) dan Profesor aktif ke 179 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 333  seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Univesitas Brawijaya.

Prof. Dr. Imam Kuswahyono

Foto Prof Imam K
Foto Prof Imam K

Prof. Imam dikukuhkan sebagai profesor bidang ilmu hukum yang membawakan orasi ilmiah berjudul “Model Pengaturan Berbasis Pancasila Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berkelanjutan dan Berkeadilan”.

Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Imam menjelaskan bahwa “Model Pengaturan Berbasis Pancasila” yaitu model ”the highest and best use state asset management based on Pancasila” sebagai suatu konsep baru untuk mengisi kekosongan norma (vacuum norm) terkait pengelolaan barang milik negara, termasuk ketiadaan mekanisme tentang pengelolaan dan penyelesaian sengketanya.

Model ini mengelaborasi politik hukum Pancasila ke dalam Undang-Undang yang l mengatur pengelolaan barang milik negara dengan prinsip pemanfaatan terbaik yang berorientasi pada  kemakmuran rakyat.

Prof. Imam menjelaskan untuk mewujudkan tujuan ini, harus dibentuk Badan Manajemen Aset Negara dan Pengadilan Agraria sebagai peradilan khusus. Kelemahan gagasan ini terletak pada realisasi pembentukan regulasinya yang membutuhkan harmonisasi peraturan perundang-undangan terkait.

Prof. Dr. Ir. Sudarminto Setyo Yuwono, M.App., Sc

Foto Prof. Sudarminto
Foto Prof. Sudarminto

Prof Sudarminto dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang ilmu Keteknikan Pengolahan Pangan yang dalam orasi ilmiahnya memaparkan tentang Model Pengelolaan Variabel Proses (Mpv-Pro) Sebagai Upaya Meningkatkan Rendemen Pada Industri Tahu.

Dalam paparannya, Darminto menyoroti permasalahan peningkatan harga kedelai sebagai bahan baku produksi tahu. Industri tahu dituntut untuk dapat melakukan proses produksi yang efisien namun dapat menghasilkan rendemen proses yang tingi. Industri tahu sendiri memainkan peran yang sangat penting dalam ekonomi Indonesia, karena jumlahnya yang relatif besar.

Sebagai alternatif, Darminto menawarkan penggunaan whey sebagai koagulan. ”Selama ini belum ada model yang dapat langsng diterapkan pada industri tahu yang menggunakan whey sebagai koagulan. Model ini dikembangkan berdasarkan pada kajian komprehensif di industri tahu”, jelasnya.

”MPV-Pro merupakan model yang dikembangkan berdasarkan kajian yang komprehensif dari semua variabel proses yang dominan yang menentukan rendemen pada  industri tahu sehingga model ini dapat langsung digunakan untuk memprediksi rendemen tahu dan dapat pula disimulasikan dengan mengatur taraf yang digunakan pada variabel prosesnya”, ujar pria yang pernah menjabat sebagai Dekan FTP UB ini.

MPV-Pro, imbuhnya, memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu terutama yang berkaitan dengan perbaikan proses pengolahan yang ada pada industri tahu. ”Model ini lebih akurat dalam penentuan rendemen karena didasarkan pada variabel dominan industri tahu, seperti jenis kedelai, rasio antara air dan kedelai, pH dan suhu koagulan, pH proses koagulaso serta intensitas penambahan koagulan dan lama pencetakan.

”Meskipun merupakan sebuah model yang komprehensif,  model ini dirasa masih memiliki kelemahan terutama jika tarap variabel yang digunakan diluaran kisaran yang telah ditetapkan”, pungkasnya.

Darminto merupakan profesor ke 10 dari Fakultas Teknologi Pertanian. Ia juga profesor aktif ke-177 dan ke-330 dari seluruh profesor di Universitas Brawijaya.

Prof. Dr. Eng. Denny Widhiyanuriyawan

Foto Prof. Denny
Foto Prof. Denny

Prof. Dr. Eng. Denny Widhiyanuriyawan, S.T., M.T. memberikan orasi ilmiah berjudul “Teknologi Penginderaan Jauh Untuk Harvesting Energi Baru Terbarukan”.

Dalam penelitiannya, Prof. Deny mencoba mengeksplorasi  data satelit untuk memetakan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia seperti angin dan memberikan alternatif mesin konversi energi yang sesuai dengan potensi yang ada.

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan Prof. Deny penginderaan jauh dari satelit QuikScat, potensi energi angin di perairan Indonesia maupun WindSat dibeberapa wilayah selatan Sumatera, selatan Jawa, selatan Papua mempunyai potesi kecepatan 6-12 m/s. dan Power Density menunjukkan kategori excellent.

Namun pada perairan lainnya menunjukkan kecepatan angin yang rendah 3-6 m/s dengan katagori Power Density pada kategori marginal dan good.

Data satelit QuikScat dan WindSat selama 11 tahun digunakan untuk memetakan potensi energi angin. Pengolahan data satelit dengan metode filling-gap dan smoothing menunjukkan sebagian besar wilayah Indonesia mempunyai kecepatan angin 3-6 m/s dengan power density marginal hingga good, sehingga turbin poros vertikal Savonius cocok dikembangkan di Indonesia.

Sementara itu, Kincir Savonius memiliki keunggulan mampu bekerja pada kecepatan angin rendah namun effisiensinya 15%.

 Prof. Dr. Eng. Nurkholis Hamidi, ST, M.Eng

Foto Prof. Nurkholis
Foto Prof. Nurkholis

 Prof. Nurkholis dikukuhkan sebagai profesor bidang Energi Baru Terbarukan Biofuels mengenalkan Penggunaan Fame Catalytic Cracking dan E-CNT Additive untuk Peningkatan Kualitas Biodiesel.

Sejak lama, sumber energi dunia di dominasi oleh bahan bakar fosil. Namun begitu, sumber energi ini berkontribusi terhadap permasalahan lingkungan dan menipisnya ketersediaan persediaan. Inovasi riset keilmuan dalam bidang energi terbarukan  berbasis biofuel telah dilaksanakan. Keterbaruan dari inovasi ini berupa penerapan teknologi FAME catalytic cracking dan E-CNT additive untuk memperbaiki sifat fisik dan karakteristik  pembakaran dari bahan bakar biodiesel Fatty Acid Methyl Ester (FAME).

Indonesia sendiri telah berhasil meningkatkan pemanfaatan biodiesel dalam bentuk Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sejak dilaksanakannya program mandatori B20 pada tahun 2016 menjadi B30 pada tahun 2020. Indonesia juga merupakan negara tropis dengan lahan luas dan beraneka varietas tumbuhan yang berpotensi menghasilkan minyak nabati untuk diolah menjadi biodiesel dalam jumlah yang sangat besar.

Sifat fisik minyak biodiesel, terutama viskositas dan sifat penguapannya, dapat diperbaiki melalui proses pemecahan rantai senyawanya. Saat ini, kami berusaha menerapkan teknologi FAME catalytic cracking untuk memperbaiki sifat fisik minyak biodiesel. Teknologi ini adalah teknologi catalytic cracking atau perengkahan minyak biodiesel dengan bantuan katalis H-zeolite.  Proses catalytic cracking mampu memecah rantai karbon panjang menjadi rantai hidrokarbon yang lebih pendek. Dengan terbentuknya rantai karbon pendek tersebut maka diharapkan akan memperbaiki beberapa sifat fisik bahan bakar biodiesel.

Menurut Nurkholis, Inovasi terkait aditif E-CNT untuk biodiesel masih dapat dikembangkan lebih baik lagi. “Sehingga bahan bakar biodiesel FAME dapat diaplikasikan pada mesin diesel dengan tingkat konsentrasi tinggi ataupun dalam keadaan murni. Inovasi terkait aditif E-CNT untuk biodiesel perlu diuji secara langsung dalam penggunannya pada mesin diesel”, ujarnya.

Inovasi catalytic cracking dapat dikembangkan dari sisi katalis maupun prosesnya agar dapat menjadi bagian proses dalam pembuatan biodiesel yang akan menghasilkan bahan bakar yang berkualitas sesuai standar mesin dan dapat dikembangkan menjadi suatu peralatan yang dapat diterapkan dalam sistem bahan bakar dan pembakaran kendaraan diesel untuk meningkatkan proses pembakaran mesin agar lebih efektif dan efisien.

Nurkholis merupakan profesor aktif ke 20 di Fakultas Teknik. Ia dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang ilmu energi baru terbarukan biofuels dan menjadi profesor aktif ke 179 di Universitas Brawijaya serta menjadi ke-333  seluruh profesor yang telah dihasilkan oleh Univesitas Brawijaya.