Setelah berhasil dalam Program PERMATA SAKTI, kali ini UB siap melakukan Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2021. Pertukaran Mahasiswa Merdeka merupakan bagian dari program pertukaran pelajar Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. drh. Aulanni’am, DES menyampaikan, UB akan memulai program ini di semester ganjil 2021/2022.
“Pada program PERMATA SAKTI di semester lalu, UB sudah menerima 354 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh penjuru nusantara untuk mengikuti perkuliahan di UB. Kali ini UB siap mengirim dan menerima mahasiswa peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dan UB sekaligus berperan sebagai PT pengirim, PT penerima, dan PT Mitra,” katanya.
Program ini dapat diikuti oleh mahasiswa aktif semester 5, S1 PTN atau PTS non vokasi. Pertukaran mahasiswa dapat dilakukan antar PTN-PTN, antar PTS-PTS, dan antar PTN-PTS, tanpa melihat akreditasi PT, dan boleh dilakukan pada program studi yang sama maupun berbeda. Kegiatan ini dilakukan selama satu semester dengan sistem alih kredit mata kuliah antar perguruan tinggi setara 20 SKS.
“UB akan menawarkan mata kuliah yang menarik atau diunggulkan untuk dipilih. Apa saja mata kuliah yang akan ditawarkan, kami masih akan melakukan koordinasi internal dengan fakultas/program studi dan dosen pengampu mata kuliah, karena memang programnya masih baru disosialisasikan oleh kemendikbud,” papar guru besar bidang ilmu Biokimia ini.
Tujuan diadakannya kegiatan ini antara lain, mengembangkan softskill mahasiswa agar mampu berbaur dengan beragam latar belakang suku, agama, budaya untuk meningkatkan nilai persatuan dan nasionalisme, serta mendapat pengalaman belajar di perguruan tinggi lain.
Muatan utama Pertukaran Mahasiswa Merdeka meliputi kegiatan akademik dan kegiatan sosial kemasyarakatan melalui “Modul Nusantara” yang terdiri dari 4 jenis kegiatan, yaitu kebhinekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial. Dengan mengikuti berbagai kegiatan tersebut diharapkan peserta mendapat pengalaman kebhinekaan, meningkatkan motivasi, inovasi, dan kreativitas sosial, meningkatkan kemampuan merefleksikan gagasan inspiratif, serta meningkatkan kepedulian melalui kegiatan kontribusi sosial yang berwawasan kebangsaan dan cinta tanah air.
“Yang paling penting, program ini dapat menutupi disparitas pendidikan serta mengurangi kesenjangan antar PT satu dan lainnya, sehingga diharapkan dapat menghasilkan SDM dengan kompetensi yang sama baiknya,” ungkapnya.
Menurut Prof. Aulanni’am, sebelum adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, UB telah memiliki mata kuliah antar program studi. “Kami sudah memiliki 357 mata kuliah antar program studi, misalnya dosen Fakultas Hukum mengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan tentang Hukum Perikanan. Sehingga ini menjadi bekal UB dalam mendukung program MBKM,” pungkasnya. [Irene]