UB Selenggarakan Workshop Implementasi Prosedur Keamanan Siber bagi Civitas UB

Mengingat pentingnya tata kelola yang baik terhadap keamanan siber, maka Direktorat Teknologi Informasi Universitas Brawijaya (DTI) melaksanakan Workshop Implemantasi Prosedur Keamanan Siber di Hotel Amarta  Hills Batu (20-21/10/2023). Workshop ini dimaksudkan untuk memberi pemahaman akan pentingnya perlindungan data dan keamanan siber bagi civitas akademika UB.

Wakil Rektor bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Internasionalisasi UB, Andi Kurniawan, SPi.,MEng.,DSc mengatakan bahwa perlindungan data dan keamanan siber mendesak untuk dilakukan karena maraknya serangan siber. “UB sedang melakukan transformasi digital dan berkomitmen memberi pemahaman kepada civitas akademika UB terhadap pentingnya perlindungan data dan keamanan siber,” katanya.

Tim keamanan siber atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) UB telah terbentuk beberapa bulan ini. Dalam tugasnya CSIRT melakukan sosialisasi, pencegahan, dan penanganan jika terjadi insiden serangan siber.

Akhir-akhir ini marak serangan siber oleh oknum (hacker) yang tidak bertanggung jawab dan merugikan banyak pihak.

UB menaruh perhatian terhadap pentingnya implementasi prosedur pengelolaan keamanan siber dengan mengundang 83 orang pengelola sistem informasi dan kehumasan (PSIK) dari seluruh fakultas.

Materi hari pertama workshop ini meliputi Cyber Incidents di Universitas Brawijaya yang disampaikan Dr Raden Arief Setiawan (Direktur DTI), Computer Security Incident Response Team (CSIRT) oleh Kasyful Amron (Ketua CSIRT UB), Sistem Manajemen Keamanan Informasi oleh Tim CSIRT UB dan Tim DTI UB, dan Sharing Session.

Materi di hari kedua (21/10/2023) adalah Penjelasan SOP Pelaporan Insiden dan Audit Siber oleh

Tim CSIRT dan Tim DTI UB serta diakhiri pembahasan dan diskusi dengan peserta. Workshop ini merupakan rangkaian tindak lanjut dari Workshop CSIRT yang telah dilaksanakan sebelumnya, yaitu workshop tentang peraturan dan standar keamanan informasi.

Dari workshop ini diharapkan adanya pemahaman yang baik, serta peran aktif PSIK sebagai perpanjangan tangan DTI dalam seluruh kegiatan manajemen siber.

Kedepan, seluruh PSIK diharapkan memiliki rencana aksi terhadap perlindungan data dan penerapan berbagai prosedur untuk mengatasi serangan siber, termasuk pengukuran pelaksanaannya berdasarkan maturity level berupa indikator kebijakan, audit, prosedur, pelaksanaan, monev, dan sebagainya. (Humas UB)