Universitas Brawijaya (UB) menempati peringkat 80 dalam Times Higher Education (THE) Impact Rangkings for University SDG 2: Zero Hunger. Pemeringkatan ini dirilis dalam website https://www.timeshighereducation.com pada bulan Juni 2024.
Pencapaian ini menempatkan UB dalam jajaran top 100 universitas dunia yang berkontribusi signifikan dalam upaya mengatasi kelaparan global. Penilaian ini diberikan kepada 803 universitas di 96 negara.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan UB dalam bidang ketahanan pangan. UB aktif dalam mengembangkan teknologi pertanian berkelanjutan yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian dan efisiensi penggunaan sumber daya alam. Penelitian inovatif yang dilakukan meliputi pengembangan varietas tanaman tahan hama, teknik irigasi modern, dan pengelolaan lahan yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan solusi pertanian yang lebih efektif dan berkelanjutan, sehingga mampu mengatasi tantangan dalam produksi pangan.
Selain itu, UB juga menjalankan berbagai program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk memberdayakan petani lokal. Program-program ini meliputi pelatihan tentang praktik pertanian berkelanjutan dan pemberian akses kepada teknologi serta pengetahuan baru. Salah satu contoh nyata adalah pemetaan valuasi komoditas pertanian dan sistem irigasi di Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis. Melalui forum diskusi dengan warga dan tokoh masyarakat setempat, UB berupaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian lokal.
UB juga menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah, dalam upaya mengatasi masalah kelaparan. Saat ini UB bekerjasama dengan Divisi Infanteri 2 Kostrad dalam rangka peningkatan potensi pengembangan pangan nasional di wilayah Jawa Timur untuk program ketahanan pangan khususnya untuk komoditas jagung dan padi.
Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Imam Santoso, M.P menegaskan, UB secara komprehensif berkontribusi siginifikan dalam bidang pendidikan pertanian, teknologi pertanian, perikanan, peternakan, serta keilmuan terkait, sehingga berkontribusi dalam penyediaan sumberdaya manusia bidang agro kompleks baik sarjana, magister, dan doktor.
“Melalui proses pendidikan yang sangat baik dengan didukung banyaknya guru besar dan doktor bidang pertanian, UB berkontribusi menghasilkan temuan-temuan riset dan inovasi pertanian yang berdampak pada produksi pertanian sekaligus mendukung pertanian berkelanjutan, penyediaan pangan dan gizi masyarakat yang sehat, aman, dan berkualitas, dan berdampak pada upaya mengurangi kelaparan. Sehingga UB memegang peran strategis bagi pencapaian SDGs 2 untuk Indonesia dan dunia,” papar Imam Santoso.
Sementara itu Kepala UPT Reputasi UB Adharul Muttaqin, S.T., M.T mengatakan, penilaian pemeringkatan ini terdiri dari berbagai indikator yang mencakup aspek-aspek penting dari keterlibatan universitas dalam memerangi kelaparan dan meningkatkan ketahanan pangan.
Indikator tersebut adalah: penelitian tentang kelaparan (27 persen), limbah makanan di kampus (15,4 persen), adanya program yang memastikan mahasiswa memiliki akses makanan bergizi (19,2 persen), proporsi lulusan dari program yang berfokus pada pertanian berkelanjutan dan budidaya perikanan (19,2 persen), serta inisiasi dan kolaborasi meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi kelaparan (19,2 persen).
“Dengan berbagai inisiatif dan program yang telah dijalankan, UB tidak hanya berhasil mencapai peringkat ke-80 dalam THE Impact Rankings 2024 untuk SDG 2, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam upaya mengakhiri kelaparan dan meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia,” pungkas Adharul. [AM/Irene]