Universitas Brawijaya (UB) telah mengukuhkan Prof. Dr. lr. Nur Edy Suminarti, M.S sebagai Profesor Bidang Ilmu Agrometeorologi, menjadikannya Profesor aktif ke-34 di Fakultas Pertanian (FP) dan Profesor aktif ke-210 di Universitas Brawijaya. Dengan pengukuhan ini, Prof. Nur Edy Suminarti juga menjadi Profesor ke-373 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.
Pengukuhan berlangsung pada Rabu, 21 Februari 2024, di Gedung Samantha Krida secara luring. Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Nur Edy Suminarti menyampaikan pemaparan berjudul “Metode PM-BWEB Untuk Pengembangan Tanaman Talas Dompol Di Lahan Kering”
Metode yang dikembangkan oleh Prof. Nur Edy Suminarti dikenal sebagai Metode pranoto-mongso yang berbasis website (PM-bweb), merupakan inovasi penting di era perubahan iklim global saat ini. Metode ini menggunakan analisis neraca air untuk menentukan musim tanam, dengan fokus pada pengembangan tanaman talas dompol di lahan kering.
Umbi talas memiliki nilai penting sebagai bahan pangan fungsional, terutama bagi penderita diabetes. Namun, penentuan musim tanam talas dompol biasanya mengikuti budaya lokal dengan sistem kalender pranoto-mongso tradisional (PMT), yang kini menjadi kurang akurat akibat perubahan iklim global.
Metode PM-bweb memanfaatkan data iklim yang diakses melalui website BMKG untuk menyusun analisis neraca air yang menjadi dasar penentuan waktu tanam.
”Keunggulan dari metode pranoto-mongso web (PM-bweb) ini membantu dan mendorong pekerjaan menjadi lebih efisien dan efektif, informasi mudah didistribusikan, lebih murah dan lebih powerfull, mudah di up-date, akses informasi lebih mudah, mudah pengembangannya, dan lebih aman”. jelas Prof. Nur Edy Suminarti.
“Namun, metode ini juga memiliki beberapa kelemahan seperti diperlukannya jaringan internet untuk dapat mengakses data melalui website, jaringan internet belum tersedia pada semua wilayah di Indonesia, data unsur-unsur iklim yang lengkap hanya tersedia dan dapat diakses melalui stasiun klimatologi besar saja (kelas 1 dan 2), pengetahuan tentang pengaksesan data melalui website (internet) maupun pengetahuan tentang analisis neraca air juga belum dimiliki oleh semua petani di Indonesia, gangguan hama penyakit yang terkait dengan perubahan iklim belum diperhitungkan dalam metode ini”. tambahnya.
Diharapkan dengan diterapkannya metode PM-bweb ini , petani dapat menentukan waktu tanam lebih tepat, menentukan jenis komoditas yang akan ditanam sesuai dengan hasil analisis neraca airnya, merencanakan pola tanam yang sesuai , kegagalan panen dapat dihindari, meningkatkan produktivitas tanaman, dan mewujudkan program ketahanan pangan yang lebih baik.(WDD)