Sebagai upaya mengimplementasikan UU Nomer 33 Tahun 2014 tentang jaminan produk halal, Universitas Brawijaya (UB) menjadi pioneer kantin halal thoyib di Indonesia. Hal tersebut terbukti dalam peresmian kantin halal yang dilakukan oleh Rektor UB Prof M Bisri bersama Sekjen Bimas Kementrian Agama, Kamis (24/3/2016).
Kepala pusat studi halal thoyyib Prof Sukoso menjelaskan bahwa latar belakang dibangunnya kantin halal diawali dengan adanya kesadaran bahwa rohani yang sehat ada didalam fisik yang sehat. Sehingga, untuk menjadi jasmani yang sehat diperlukan makanan dan minuman yang halal thoyyib.
” Perilaku juga bersumber dari makanan. Apa yang dimakan masuk darah sangat mempengaruhi perilaku seseorang. Untuk melahirkan mahasiswa yang berakhlak mulia maka diperlukan konsumsi makanan yang halal dan thoyib,”kata Rektor UB Prof M Bisri.
Dalam upaya menjadikan kantin bersertifikat Halal thoyib, UB sendiri saat ini sudah melakukan beberapa langkah mulai dari pengujian makanan, keamananannya, olahannya, dapur yang digunakan, sumber mata air hingga tes kesehatan bagi penjual dan penyaji makanan.
Hasilnya, saat ini kantin UB sudah mengantongi sertifikat sehat dari dinkes kota malang.
Sedangkan untuk penjaminan halalnya, proses yang saat ini sedang dilakukan adalah pengerjaan sejumlah dokumen yang mengacu pada Halal Assurance System (HAS) dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Jika dokumen-dokumen itu sudah terisi, maka akan kami ajukan ke MUI untuk mendapatkans sertifikat Halal Thoyibb dari MUI,”kata Prof Sukoso.
Sekjen Kemenag Prof. DR. Nursyam yang hadir dalam peresmian mengatakan bahwa perguruan tinggi dianggap mempunyai peran strategis dalam rangka sosialisasi implementasi jaminan produk halal. Perguruan tinggi yang mempunyai banyak SDM yaitu mahasiswa, dosen bisa menjadi kader jaminan produk halal. Sedangkan infrastruktur seperti laboratorium bisa menjadi media untuk menguji coba produk produk halal.
Selain UB, saat ini terhitung ada enam perguruan tinggi yang sudah mulai berkomitmen untuk melakukan penjaminan terhadap produk halal, yaitu ITS, IPB, Unair, UGM, Undip, dan ITB.
“Beberapa perguruan tinggi seperti Undip akan mengadakan seminar internasional terkait halal toyyib, sedangkan ITB sudah mengadakan diskusi tentang jaminan produk halal toyyib,”kata Sukoso
Sementara itu, saat ini, tuntutan produk halal sudah menjadi trend setter bagi masyarakat internasional.
Bahkan negara-negara maju saat ini sudah mulai berkomitmen untuk menawarkan konsep pariwisata halal kepada masyarakat internasional. Salah satu contohnya adalah Jepang yang sangat concern pada produk halal. Menjelang 2020 jepang sudah mempersiapkan diri untuk menjadikan Tokyo destinasi halal. Sehingga tahun 2020 ketika olimpiade digelar di Tokyo, wisatawan tidak perlu cemas untuk berkunjung ke Jepang . [Oky Dian/Humas UB]