PKM UB berkolaborasi dengan Compartement of Islamic Law Fakultas Hukum mengadakan dialog internasional bertema ”Memaknai Ulang Pesan Agama dan Dialog Antaragama di Tengah Krisis Kemanusiaan Global” yang diselenggarakan oleh Center for Character and Diversity Studies (CCDS) UPT, Senin (15/7/2024), di Auditorium Lt. 10 Gedung Layanan Bersama UB.
Hadir sebagai narasumber Muhamad Ali, Assistant Professor dari University of California Riverside, Amerika. Selain itu, acara ini juga turut mengundang dosen UPT. PKM UB Dr. Nur Chanifah, M.Pd.I selaku pematik, serta M. Khamim, M.Pd sebagai moderator. Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 60 dosen UPT. PKM UB pengampu mata kuliah MKWK.
Prof. Muhamad Ali membuka dialog dengan pertanyaan yang menarik, yakni mengenai “Apakah agama dapat menawarkan solusi untuk masalah kemanusiaan, atau justru merupakan sumber masalah itu sendiri?”.
Menurut Prof. Muhamad Ali, agama bisa memberikan alternatif jawaban terkait krisis kemanusiaan, tetapi tidak bisa sendirian, namun harus bergandengan tangan bidang lain seperti sains dan teknologi.
“Agama mampu menjadi jalan keluar atas tragedi kemanusiaan, tetapi tidak semua tragedi kemanusiaan dapat diselesaikan oleh agama”. Sebab bagaimanapun agama memiliki keterbatasan juga,” kata Prof. Muhamamad Ali.
Prof. Muhamad Ali menambahkan, untuk membuat agama relevan atau berfungsi, harus melihat agama sebagaimana adanya, dalam arti agama sebagai praktik laku kehidupan, bukan semata-mata sebagai sesuatu yang ideal. Dengan demikian, agama menjadi sesuatu yang dekat dengan pengalaman riil hidup sehari-hari, termasuk di dalamnya problem kemanusiaan.
Dia menjelaskan mengenai berbagai macam bentuk krisis kemanusiaan global yang pernah terjadi di dunia. Prof Muhamad Ali pun menyoroti beberapa krisis kemanusiaan global yang terjadi belakangan ini seperti krisis pengungsi, krisis kemanusiaan di Palestina, hingga krisis lingkungan dan ekologi yang berdampak pada kemanusiaan.
Dalam materinya, Prof Muhamad Ali juga menjelaskan mengenai peran agama dalam era post-pandemi serta beberapa upaya yang telah dilakukan oleh akademisi muslim serta tokoh-tokoh agama seperti Paus Francis dan Imam Besar Ahmed Al-Tayyeb dalam mengatasi krisis kemanusiaan global, salah satunya adalah melalui dialog keagamaan.
Menurutnya, karena persoalan tersebut sangat kompleks dan terjadi secara luas, maka dibutuhkan peran semua agama, tidak bisa hanya bersandar pada agama tertentu. Dialog antaragama yang baik terutama ketika pihak yang melakukannya mau memahami agama lain, dan terlebih jika sama-sama pernah hidup berdampingan dengan agama yang berbeda.
“Dialog antaragama sangat diperlukan dan dimungkinkan terjadi kalau masing-masing pemeluk agama mau dan mampu menahan diri dari klaim kebenaran mutlak terutama di ruang-ruang bersama,” tegas beliau.
Setelah penjabaran materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara pemateri dengan para peserta. Sesi dialog ini berlangsung secara meriah, karena beberapa peserta antusias mengajukan pertanyaan maupun tanggapan kritis terhadap paparan materi dari Prof. Muhamad Ali. (*/OKY/Humas UB).