UB dan PAPTI Gelar Temu Wawasan ke-3

Muhammad Rosyihan Hendrawan, S.IP., M.Hum

Universitas Brawijaya (UB) bekerjasama dengan Perkumpulan Arsip Perguruan Tinggi Indonesia (PAPTI) menyelenggarakan Temu Wawasan PAPTI ke-3. Kegiatan ini diselenggarakan tepat pada ulang tahun PAPTI yang ke-4, pada Rabu (21/04/2021). Digelar secara daring, kegiatan ini dihadiri Ketua Umum PAPTI Prof. Dr. Nandang Alamsah Deliarnoor, S.H. M.Hum, Sekretaris PAPTI Sandi Ruswandi, ST., MM, Koordinator Kelompok Substansi Kearsipan Pusat III-ANRI Dra. Sulistyowati, MM, Dewan Kehormatan PAPTI, serta anggota PAPTI dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Sub Koordinator Sub Bagian Kearsipan dan Humas Kotok Gurito, SE dalam sambutannya menyampaikan, Pusat Arsip UB yang baru dibentuk tahun 2015 ini memiliki semangat untuk mengembangkan pengelolaan kearsipan yang berkualitas. “Salah satunya dengan banyak belajar kepada ANRI, perguruan tinggi yang sudah lebih dahulu memiliki lembaga kearsipan, serta mengikuti forum diskusi dengan jejaring arsip perguruan tinggi seperti temu wawasan PAPTI, sehingga ke depannya kami harap dapat berkembang menjadi lembaga kearsipan yang baik,” katanya.

Hadir sebagai narasumber yaitu Muhammad Rosyihan Hendrawan, S.IP., M.Hum dengan materi “Memori Organisasi dan Organisasi Memori: Pengembangan dan Peran Strategis di Perguruan Tinggi”.

Rosyihan menyampaikan, university heritage atau di Indonesia disebut dengan memori organisasi dan organisasi memori harus ada di setiap perguruan tinggi, karena merupakan sebuah proses untuk meraih apa yang menjadi tujuan perguruan tinggi tersebut.

Sub Koordinator Sub Bagian Kearsipan dan Humas Kotok Gurito, SE

“Organisasi Memori dan Memori Organisasi menjadi tulang punggung UB untuk meraih pemeringkatan, sertifikasi, ataupun visi menjadi World Class University. Tetapi bukan hanya sampai disitu saja tujuannya, melainkan kita dapat menjaga dan mengenal jati diri UB melalui organisasi memori itu sendiri,” jelas Dosen Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Administrasi ini.

Ia melanjutkan, pengelola memori organisasi harus mengetahui proses bisnis organisasi dan mampu menerapkan keterampilan pengetahuan profesinya untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Serta mampu mengidentifikasi informasi sebagai aset/sumber daya organisasi, dan menilai informasi yang dihasilkan oleh dan digunakan organisasi. Mereka yaitu, manajer/pengelola rekod, arsiparis, dan pustakawan.

“Pengelola memori organisasi harus fokus pada peningkatan kompetensi profesional, dapat beradaptasi dengan teknologi, dan mendayagunakan prinsip konvergensi dan manajemen strategis. Ke depannya UB harus mampu membangun konvergensi dan integrasi organisasi memori yang dimiliki, sepertu perpustakaan, arsip, dan museum, agar dapat mencapai prinsip demokratis, ekonomis dan integratif,” paparnya.

Ketua Umum PAPTI Prof. Dr. Nandang Alamsah Deliarnoor, S.H. M.Hum

Pada kesempatan ini, Ketua Umum PAPTI Prof. Dr. Nandang Alamsah Deliarnoor, S.H. M.Hum mengapresiasi keterlibatan UB dalam kegiatan PAPTI meskipun lembaga kearsipannya masih baru terbentuk dan baru menjadi anggota PAPTI.

“PAPTI sangat terbuka untuk setiap institusi yang mengelola arsip, dan bahkan membuka keanggotaan perseorangan. Semoga ajang silaturahmi ini dapat menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan,” ungkap Nandang.

PAPTI beranggotakan Lembaga Kearsipan Perguruan Tinggi dan individu yang merupakan praktisi kearsipan. Beberapa perguruan tinggi anggotanya antara lain UI, UPI, UNAIR, UNPAD, dan UGM. Temu wawasan PAPTI pertama telah dilakukan dengan bekerjasama dengan Universitas Pendidikan Indonesia, dan yang kedua dengan Universitas Gadjah Mada. Sejak awal pendiriannya, PAPTI konsisten dalam kegiatan kongres yang melibatkan para pakar untuk menjawab dinamika dan perkembangan kearsipan. [Irene]