Riset terkait potensi bencana tsunami yang dilakukan oleh peneliti ITB menyebabkan kegaduhan di masyarakat. Terlebih di masa pandemi Covid-19 saat ini, karena beberapa media memberitakannya sebagai prediksi. Di lain sisi, fenomena alam tidak bisa dihindari. Yang bisa dilakukan adalah mengurangi risiko bencana dengan cara mengetahui penyebabnya, serta memahami risiko dan potensi yang akan terjadi, sehingga dapat menyusun strategi solusi.
Untuk itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan Universitas Brawijaya (UB) menggelar Webinar “Pendekar Sejati”, Selasa (06/10/2020). Webinar ini digelar dalam rangka Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Nasional.
Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan, S.T., M.Si menyampaikan, diperlukan keterlibatan semua aspek dalam penanggulangan risiko bencana. “Dukungan dari BNPB dan akademisi sangat penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat dalam menghadapi bencana alam, terutama di masa pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Lilik menjelaskan, BNPB sendiri sudah memiliki beberapa program pencegahan, seperti penyempurnaan informasi risiko bencana, penguatan kelembagaan penanggulanan bencana di daerah, infrastruktur tangguh bencana, penguatan budaya sadar bencana, penguatan kesiapsiagaan, penguatan sistem peringatan dini multi pihak, dan mengajak kepedulian masyarakat/penguatan kapasitas.
Selain itu, BNPB juga mempunyai portal bernama InaRisk dan InaRisk Personal dalam pengurangan risiko bencana yang didedikasikan untuk masyarakat. InaRisk menampilkan informasi ancaman bencana, kerentanan (populasi, kerugian fisik, ekonomi, dan lingkungan), kapasitas, dan risiko bencana. Inarisk juga dapat menampilkan pantauan indeks risiko bencana.
Tidak hanya itu, BNPB meluncurkan program KATANA untuk memperkuat kapasitas keluarga. KATANA (Keluarga Tangguh Bencana) adalah program Ketangguhan Keluarga. Dimana keluarga harus memiliki pengetahuan tentang ancaman dan risiko bencana, cara menghindari dan mencegahnya, serta keluarga harus sadar bahwa mereka tinggal di wilayah rawan bencana dan selalu siap siaga.
Sementara itu, UB pada sektor akademis juga membuat aplikasi edukasi untuk keluarga yang diberi nama Pendekar Sejati. Pendekar Sejati adalah singkatan dari Pendampingan dan Edukasi Keluarga Sehat Jaga Diri & Keluarga Tangguh Indonesia.
Kegiatan yang mengusung tema “Peran BNPB dan Akademisi dalam Penguatan Ketangguhan Keluarga dalam menghadapi Bencana Alam di Masa Pandemi Covid-19” ini merupakan seri ke-2 dalam rangka Bulan PRB Nasional. Selain dari BNPB, pemateri yang hadir yaitu Dr. Eng. Turningtyas Ayu Rachmawati, S.T., M.T (UB), Guru Besar Kebencanaan UB Prof. Drs. Adi Susilo, M.Si., Ph.D, dan Prof. Harkunti Rahayu dari ITB.
“Ke depannya diharapkan aplikasi “Pendekar Sejati” dapat bersinergi dengan InaRisk sebagai edukasi keluarga dalam menghadapi bencana alam,” tegas Sekretaris Pusat Studi Kebumian dan Mitigasi Bencana UB Dr. Eng. Turningtyas Ayu Rachmawati, S.T., M.T. [MA/Irene]