Tim Psikologi Kenalkan Pemahaman Emosi Kepada Anak TK

Tim Psikologi mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat kepada siswa siswi TK Permata Iman 2 Kota Malang Rabu (27/3/2024) bertemakan “Pemahaman Terhadap Emosi”.

Salah satu perwakilan tim, Cleoputri Al Yusainy, S.Psi., M.Psi., Ph.D mengungkapkan tema pemahaman terhadap emosi dipilih agar pihaknya bisa memberikan edukasi mengenai apa itu emosi,  bagaimana emosi itu diekspresikan lewat wajah, dan emoji atau emoticon.

Cleoputri menilai Pendidikan mengenai emosi sebaiknya diajarkan sejak usia dini. Alumni Universitas Indonesia ini mengungkapkan Pendidikan emosi sejak dini bisa diajarkan dengan cara membedakan jenis-jenis emosi.

“Maka anak kemudian akan lebih belajar untuk mengenali dirinya sendiri agar  ketika anak mengalami berbagai macam persoalan tidak serta merta langsung menyalahkan lingkungan,” ucap perempuan yang akrab disapa Cleo ini.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini ada tiga rangkaian yang dilakukan. Pertama adalah pre test, kemudian pemberian psiko edukasi dan post test.

“Jadi nanti ada stimulus dan fasilitator yang akan menanyakan kepada anak misalnya mana gambar yang menunjukkan ekspresi yang sedang sedih. Kemudian anak diminta untuk memilih dari pilihan yang ada gitu ya emosi yang cocok yang mana. Setelah itu anak diberikan psiko edukasi dalam bentuk video untuk kemudian ada umpan balik gitu ya ekspresi yang sedang sedih itu yang mana,” kata Cleo.

Alumni University of Nottingham ini melanjutkan anak juga akan diujikan mengenai penyebab eksternal terkait emosi yang dirasakan.

“Sebagai contoh misalnya anak diceritakan melalui video tersebut kura-kura kesayangannya mati, ketika kura kura kesayangannya mati itu perasaanya seperti apa dan emoji yang sesuai dengan perasaan tersebut,” papar Cleo.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini menurut Cleo sejalan dengan kurikulum 2013 yang diterapkan oleh sekolah. Salah satu kompetensi peserta didik adalah pengetahuan atau kompetensi di bidang sosio emosional.

“Dari sekolah sendiri belum ada sasaran spesifik program mengenai pengenalan emosi sebagaimana yang kami sampaikan hari ini,” katanya.

Perempuan yang pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Psikologi ini berharap kegiatannya dapat melengkapi program yang sudah diberikan oleh sekolah sehingga saat anak masuk ke sekolah dasar, sudah lebih mengenal dengan kondisi emosionalnya sendiri.

“Sehingga anak tidak membutuhkan waktu lama untuk kemudian melakukan adaptasi di tahap pendidikan selanjutnya,” katanya.

Pada kegiatan ini, siswa dari empat kelas tingkat A mengikuti kegiatan. Dipandu oleh fasilitator dari mahasiswa Psikologi UB, kegiatan ini mendapat apresiasi dari pihak sekolah. (*/Humas UB).