Tim Pengmas FK UB Kenalkan Jajanan Sehat melalui Buku Cerita di Dua Sekolah Dasar

Keamanan dan kesehatan makanan khususnya di kantin sekolah kerap kali terlewat oleh para siswa. Dibutuhkan media penyuluhan yang sesuai dengan target usia sasaran, dalam hal ini siswa sekolah dasar. Menyiasati hal tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat dari Departemen Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya mengadakan penyuluhan keamanan makanan dan kantin sehat siswa sekolah dasar. Selama dua hari, penyuluhan diadakan di dua lokasi yaitu SDIT Robbani Watugede, Singosari dan SDN 1 Watugede Singosari.

Pengmas Farmasi FK UB di SDN 1 Watugede
Pengmas Farmasi FK UB di SDN 1 Watugede

Menurut apt. Bachtiar Rifai Pratita Ihsan, S. Farm., M. Farm selaku ketua tim, konsep yang disajikan untuk penyuluhan ini adalah melalui buku cerita. “Cara ini dipilih agar para siswa dapat memahami aspek keamanan makanan dan mengenal kondisi kantin sehat”, jelasnya.

Pengabdian Masyarakat ini juga terdiri atas dosen dan mahasiswa, baik dari UB dan luar UB. Kolaborasi ini melibatkan Dr. Anggita Rosiana Putri, S.Si, dan apt Luthfi Ahmad Muchlashi, S. Farm., M. Farm. dari UB dan apt. Muh. Akbar Bahar, S.Si., M. Pharm.SC., Ph.D. dari Fakultas Farmasi Universitas Hassanudin serta Nurul Shadrina, Nur Lailah Tsaniyah, Sheva Nurus El-Quds dan Nanda Kalima yang merupakan mahasiswa departemen Farmasi UB.

Tim ini Menyusun buku cerita edukasi bertajuk Mengenali Keamanan Makanan untuk Anak-Anak. “Buku Cerita Edukasi ini menjadi media penyuluhan yang bercerita tentang tokoh karakter Nafisah sebagai kader keamanan siswi SD yang memberi edukasi kepada teman-temannya yang terkena dampak makanan/jajan yang tidak sehat. Dalam Buku Cerita Edukasi banyak hal yang dikemas interaktif dan sesuai gaya obrolan anak SD sehingga penyampaian materi diharapkan dapat dipahami siswa-siswi SD”, ujar Bahtiar.

Di buku ini juga, berisi materi keamanan manakan dan kantin sehat seperti bagaimana mengenali kondisi makanan atau jajanan yang baik, mengenal contoh-contoh makanan atau jajanan yang tidak sehat dan berdampak pada kesehatan, mengenali bahan tambahan makanan serta beragam games yang menarik dan interaktif.

Respon positif ditunjukkan oleh siswa kedua sekolah tersebut. Bahtiar juga menyebut banyak pertanyaan yang disampaikan oleh siswa dan guru di dua sekolah yang dituju. “Dari kepala sekolah SDIT Robbani dan SDN 1 Watugede berharap kegiatan penyuluhan dengan tema yang lain dapat dilaksanakan kembali tahun berikutnya”, pungkasnya. (VQ)