Tim Pengmas Fakultas Vokasi Kembangkan Character Building di SMPN 15 Malang

Tim pengabdian masyarakat dari Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya berhasil melaksanakan program pengembangan pendidikan karakter di SMPN 15 Kota Malang untuk mencegah tindakan kekerasan seksual dan perundungan di kalangan siswa melalui pembudayaan etika dan empati. Program yang bertajuk “Membudayakan Etika dan Empati: Pengembangan Program Character Building sebagai Langkah Proaktif dalam Pencegahan Tindakan Kekerasan Seksual dan Perundungan Bagi Siswa” ini berlangsung dari Maret hingga Oktober 2024 dengan hasil yang sangat positif.

Dipimpin oleh Susilowati, S.Sos, M.AB, bersama tim yang terdiri dari dosen dan mahasiswa, kegiatan ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk guru, orangtua, dan siswa. Program ini menjadi salah satu upaya proaktif dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan mendukung perkembangan siswa.

Program ini terdiri dari berbagai kegiatan, mulai dari pelatihan etika dan empati bagi siswa, pelatihan untuk guru dan staf sekolah, hingga sesi penyuluhan bagi orangtua siswa. Melalui pendekatan yang komprehensif, program ini bertujuan untuk membentuk karakter siswa agar memiliki sikap positif dalam berinteraksi dengan sesama teman, mengurangi potensi tindakan kekerasan, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya hubungan yang saling menghargai.

Menurut Susilowati, pelatihan ini melibatkan simulasi kasus, diskusi kelompok, dan materi-materi yang relevan dengan konteks kehidupan siswa sehari-hari.

“Kami berharap melalui program ini, siswa dapat memahami dampak negatif dari perundungan dan kekerasan seksual serta menjadi agen perubahan di sekolah mereka,” katanya.

Hasil survei pasca-program menunjukkan peningkatan pemahaman siswa tentang pentingnya etika dan empati, dengan lebih dari 85% siswa merasa lebih sadar akan dampak tindakan mereka terhadap orang lain. Selain itu, data dari pihak sekolah menunjukkan penurunan signifikan, yakni sebesar 35%, dalam kasus kekerasan seksual dan perundungan sejak program ini diterapkan.

Partisipasi orangtua dalam kegiatan sekolah juga meningkat. Mereka berperan aktif dalam mendukung pelaksanaan program dan membantu memonitor perkembangan perilaku anak-anak mereka di rumah.

“Kolaborasi antara sekolah, guru, dan orangtua sangat penting untuk memastikan program ini berjalan dengan baik dan berkelanjutan,” tambah Susilowati.

Susilowati berharap agar program sejenis dapat diperluas ke sekolah-sekolah lain di wilayah Malang dan sekitarnya.

“Mereka juga mengusulkan perlunya monitoring dan evaluasi berkala agar dampak positif dari program ini dapat terus dirasakan dalam jangka panjang. Program pengabdian ini didanai melalui hibah internal dari Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya dan merupakan bagian dari upaya universitas dalam mendukung pencegahan kekerasan di lingkungan Pendidikan,” katanya. (*/Humas UB)