Dalam upaya mendukung eksplorasi potensi dan pemantauan kondisi ekosistem perairan di Indonesia, tim peneliti muda dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Brawijaya, menggunakan teknologi mutakhir environmental DNA (eDNA) untuk mengkaji struktur komunitas organisme di perairan sekitar Pelabuhan Sendang Biru, Kabupaten Malang.
Penelitian ini berlangsung pada 2-4 Agustus 2024 dan dipimpin oleh empat dosen muda: Ekwan Nofa Wiratno, M.Si (Prodi Manajemen Sumber Daya Perairan), Muhammad Dailami, M.Si (Prodi Budidaya Perairan), Dian Aliviyanti, M.Si (Prodi Ilmu Kelautan), dan Heder Djamaludin, M.Si (Prodi Teknologi Hasil Perikanan). Mereka dibantu oleh beberapa mahasiswa asisten dalam pelaksanaan penelitian ini.
Teknologi eDNA dipilih karena kemampuannya yang luar biasa dalam mendapatkan data biota perairan dengan akurasi tinggi tanpa perlu mengorbankan organisme tersebut. Dengan metode ini, tim peneliti dapat memetakan persebaran, dinamika, dan struktur komunitas ikan, plankton, dan bakteri di perairan Sendang Biru. Selain itu, penelitian ini juga meneliti tingkat pencemaran logam berat yang disebabkan oleh aktivitas manusia di wilayah tersebut.
Sendang Biru merupakan pelabuhan besar yang memegang peranan penting dalam produktivitas perikanan tangkap di Jawa Timur. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang berguna bagi pengelolaan pelabuhan serta ekosistem perairan di sekitarnya.
Teknologi eDNA, meskipun telah diterapkan di berbagai belahan dunia, masih relatif baru dan belum banyak dimanfaatkan di Indonesia, khususnya dalam konteks eksplorasi potensi dan monitoring ekosistem perairan. Inisiatif yang dilakukan oleh tim peneliti muda FPIK ini menjadi langkah awal yang signifikan dalam memanfaatkan teknologi ini untuk kelestarian ekosistem perairan di tanah air.
“Kami berharap hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi pengambilan kebijakan yang lebih baik dalam pengelolaan sumber daya perairan, terutama dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks,” ujar salah satu peneliti, Ekwan Nofa Wiratno, M.Si.
Penelitian ini tidak hanya penting untuk keberlanjutan lingkungan, tetapi juga menunjukkan komitmen FPIK dalam menerapkan teknologi terbaru demi kemajuan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat. (TIM/Humas UB)