Tim FH Juara Nasional Kompetisi Contract Drafting dan Negosiasi 2025

Prestasi membanggakan berhasil diraih oleh Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) melalui Tim Aegir pada ajang Contract Drafting and Negotiation Competition (CDNC) 2025. Kompetisi yang menjadi bagian dari “The 5th National Business Legal Talk” ini berlangsung di Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, pada (21/2-23/2/2025). Tim Aegir sukses menyabet gelar Juara 1 sekaligus penghargaan Best Contract.

“Setelah sekian lama FH UB belum pernah mendapat gelar juara di kompetisi ini, kami sangat bangga akhirnya bisa membawa pulang dua penghargaan sekaligus. Ini adalah hasil kerja keras tim selama beberapa bulan terakhir,” ujar Alverian, salah satu anggota Tim Aegir.

CDNC merupakan kompetisi hukum bisnis tingkat nasional yang menguji kemampuan peserta dalam menyusun draft kontrak bisnis serta melakukan negosiasi profesional. Tahun ini, kompetisi mengangkat tema “Kerangka Hukum dan Praktik Bisnis yang Ideal untuk Keberlangsungan Bisnis Energi Hijau: Dinamika Pengimplementasian dalam Tinjauan ESG.”

Sebanyak 21 tim dari berbagai universitas di Indonesia ikut serta dalam kompetisi ini. Pada babak penyisihan yang dilakukan secara daring, peserta diminta menyusun draft kontrak bisnis lengkap dengan dokumen terkait. Lima tim dengan nilai tertinggi kemudian diundang untuk mengikuti babak final yang melibatkan praktik negosiasi secara langsung.

Processed with VSCO with a6 preset

Tim Aegir yang beranggotakan enam mahasiswa FH, yaitu Alverian Devara Karhatt , Nadya Indira Desiana Putri, Fadila Vairuz Harsyad, ⁠Marvella Nursyah Putri, Jauza Afraa Fadhillah, dan Jona Binsar Gracia.

Mereka berhasil mencuri perhatian dewan juri dengan hasil kerja mereka yang dinilai paling komprehensif.

Tim Aegir mengusung isu tentang “Green Energy” atau energi bersih, dengan fokus pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan konservasi energi.

“Isu ini sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi dunia saat ini, terutama dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung transisi energi bersih. Kami mencoba menawarkan solusi melalui kontrak bisnis yang menekankan keberlanjutan,” jelas Alverian.

Dalam draft kontrak mereka, Tim Aegir merancang perjanjian jual beli tenaga listrik untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal). Mereka juga harus memahami berbagai aspek teknis, seperti kelistrikan dan net-zero emission, untuk memastikan kontrak tersebut relevan secara hukum dan substansi.

Kompetisi ini berlangsung dalam dua tahap. Babak penyisihan berlangsung secara daring, yangmana peserta diberikan waktu 30 hari untuk menyusun perjanjian bisnis berdasarkan kasus posisi yang disediakan. Setelah lolos ke babak final, peserta mengikuti praktik negosiasi secara luring di UNS.

“Tantangan terbesarnya adalah mempelajari isu-isu teknis yang tidak biasa kami temui sebagai mahasiswa hukum, seperti energi bersih dan kelistrikan. Selain itu, beberapa anggota tim harus membagi waktu antara perlombaan, pengerjaan skripsi, dan jadwal organisasi,” ungkap Alverian.

Namun, kerja keras dan koordinasi yang solid berhasil membawa Tim Aegir mencapai hasil maksimal.

“Kami belajar banyak dari pengalaman ini, terutama dalam menerjemahkan teori hukum ke dalam praktik yang konkret. Ini bukan hanya tentang menang, tetapi juga tentang bagaimana kita tumbuh melalui prosesnya,” tambah Alverian.

Kemenangan ini menjadi motivasi besar bagi mahasiswa FH lainnya untuk berprestasi di bidang hukum bisnis.

“Kompetisi ini adalah pengalaman yang luar biasa. Kami tidak hanya mengasah keterampilan dalam menyusun kontrak, tetapi juga belajar bekerja di bawah tekanan waktu dan berkolaborasi dalam tim. Kami berharap lebih banyak mahasiswa berani mencoba tantangan serupa,” kata Alverian.

Tim Aegir juga berharap hasil kerja mereka dapat memberikan inspirasi kepada berbagai pihak dalam mendukung transisi energi hijau di Indonesia. “Kami percaya kontrak ini bukan hanya dokumen hukum, tetapi juga gagasan inovatif untuk mendorong keberlanjutan energi,” tambahnya.

Keberhasilan Tim Aegir menunjukkan pentingnya kombinasi antara kemampuan hukum dan pemahaman lintas disiplin dalam menciptakan solusi untuk tantangan dunia nyata. Prestasi ini juga menjadi bukti bahwa mahasiswa hukum memiliki peran besar dalam mendukung transisi energi hijau di Indonesia. Semoga kemenangan ini menjadi awal dari banyak prestasi lainnya, serta inspirasi bagi mahasiswa untuk terus berkembang dan berkontribusi bagi masa depan yang lebih baik. (Dilla/Humas UB)