
Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (DM UB) membantu masyarakat Desa Purwo Sekar Kecamatan Purwosari Kabupaten Malang mengolah sampah organik menjadi Kompos dengan menciptakan alat komposting.
Rofia Eni Kadarwati selaku penggerak UKM Kecamatan Purwosari mengaku bahwa sampah organik di desa tersebut belum terkelola secara optimal dan dapat menimbulkan masalah di lingkungan tempat tinggal.
Melalui kegiatan Doktor Mengabdi yang diketuai Dr. Dimas Firmanda Al Riza, tim memberikan pelatihan serta sosialisasi pengolahan kompos yang baik dan benar dengan mengundang beberapa pemateri. Selain itu, dilakukan pendampingan mengenai manajemen pemasaran bagi UKM dalam pengembanga produk kompos yang dihasilkan menggunakan alat pencacah yang diberikan.
Yusuf Hendrawan,STP, M. Applied Life.Sch.PhD, selaku salah satu bagian dari DM menjelaskan mesin pencacah ini digunakan untuk merajang sampah organik menjadi kompos dengan ukuran yang seragam. Selain itu mesin ini dapat mencacah berbagai macam sampah organic seperti rumput, limbah sayur, limbah buah, daun ranting kecil dan bahan organik lainnya.
“Selama tahap implementasi, mesin ini mampu mencacah 50-100 kg/jam dengan bentuk struktural terdiri dari plat besi dengan penyangga besi frame U yang sangat kuat. Selain itu mesin ini juga, dilengkapi dengan pisau yang mempunyai ketajaman dan kekerasan tinggi sehingga dapat memotong sampah organik dengan baik dan memiliki umur teknis yang lama,”kata Dimas
Dimas menambahkan, mesin pengayak kompos berfungsi mengayak pupuk kompos agar memiliki luas permukaan yang lebih kecil dan seragam. Mekanisme kerja mesin ini dilakukan secara secara kontinyu dalam slinder pengayak (berlubang) yang berputar dengan kapasitas 100-150 kg bahan baku/jam dan dilengkapi dengan motor penggerak jenis diesel 7.5 HP.
Diharapkan dengan adanya program ini, dapat mengajak masyarakat Desa Purwo Sekar untuk dapat mengolah limbah/sampah organik dengan baik dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Pelaksanaan program ini juga diharapkan dapat membentuk usaha mikro, kecil dan menengah yang mandiri dan potensial sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. (CDA/Humas UB)