Terraplanter, Bingkisan Bercocok Tanam dalam Ruangan

Berkurangnya lahan hijau di perkotaan membuat masyarakat mengalami kesulitan untuk menanam tumbuhan di sekitar. Berangkat dari permasalahan tersebut, lima orang mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari Universitas Brawijaya menemukan konsep bercocok tanam di lahan sempit.

Zahra Syafira Safitri (FISIP 2020), Amartya Esa Kaniyasari (FISIP 2020), Baiq Nazla Safa Kamila (FISIP 2020), Firda Nadiah (FISIP 2021), dan Syahril Afif Hidayat (FEB 2020) yang didampingi oleh Ratnaningsih Damayanti, S.I.P., M.Ec.Dev, membuat inovasi bagi para penghobi tanaman di perkotaan, bernama Terraplanter.

Kelompok ini menggagas bingkisan berupa tanaman yang dapat dirawat di dalam ruangan. “Terraplanter inovasi penanaman tanaman hias tanpa tanah menjadi alternatif dalam penanaman tumbuhan. Tanpa perlu mengotori tangan dengan tanah, kita dapat menanam tumbuhan hias. Bahkan kegiatan ini dapat dilakukan di dalam ruangan dengan sangat mudah dan praktis”, ujar Amartya sebagai salah satu perwakilan kelompok.

Terraplanter terdiri dari media tanam yang dilengkapi dengan benih kebahagiaan yang terdiri dari kacang koro dan tanaman baby tears, serta petunjuk penanaman. “Pembeli dapat menanam benih baby tears yang disediakan dengan mudah dan praktis, bahkan hanya memerlukan waktu kurang dari 10 menit menanam produk ini”, imbuhnya.

Secara sederhana, Terraplanter merupakan media tanam yang digunakan tanpa tanah dan memanfaatkan air untuk menumbuhkan tanaman. Produk terraplanter masih sulit ditemukan di Indonesia, namun sudah cukup lumrah di luar negeri seperti Australia. Oleh karena itu, sejak 2 Agustus lalu, kelompok Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan ini mencoba berinovasi dengan memproduksi terraplanter.

“Kami menggunakan bahan yang lebih terjangkau dan mudah ditemukan di Indonesia. Dan dikemas sebagai bingkisan kado, karena mengikuti tren berkirim kado saat pandemi”, pungkasnya. (AM/VQ)