Lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) membuat inovasi alat ekstraksi berbahan dasar daun mimba untuk mengatasi resiko penggunaan pestisida sintetis.
Inovasi ini diberi nama Termevator, berupa teknologi maserasi portabel yang bersifat multifungsi karena terdiri atas maserator, evaporator, sekaligus kondensor untuk mempermudah proses ekstraksi, mengurangi kadar pelarut pada hasil ekstrak, dan memaksimalkan penggunaan pelarut yang terbuang.
Teknologi Maserasi Portabel terdiri dari tiga bagian, yaitu maserator, evaporator, dan kondensor.
Maserator terdiri atas tangki yang dilengkapi dengan pengaduk otomatis. Pengaduk otomatis digerakkan oleh gear box dan motor satu fasa.
Evaporator terdiri dari tangki yang dilengkapi dengan penyaring, water heater, dan termostat untuk mengukur suhu.
Jika suhu sudah mencapai 70°C, maka heater otomatis akan mati. Sementara, kondensor yang digunakan adalah jenis tubular.
Dalam pembuatan bioinsektisida daun mimba, alat ini menggunakan maserator untuk proses maserasi dan evaporator bagi proses evaporasi.
Metode maserasi dilakukan dengan merendam daun mimba setelah dihaluskan untuk diekstraksi dengan pelarut etanol 70% selama tiga hari dengan tiga kali pengadukan setiap harinya.
Kemudian, larutan dipekatkan dengan metode evaporasi.
Daun mimba sebanyak 3,9 kg dan etanol sebanyak 30 L dimasukkan ke dalam tangki maserasi.
Jika ingin melakukan pengadukan, tekan tombol ON pada panel kontrol sehingga secara otomatis pengadukan akan berlangsung dengan waktu 1,5 jam per satu kali pengadukan dan dengan kecepatan 46 rpm. Setelah 1,5 jam, maka pengaduk otomatis berhenti.
Larutan mimba kemudian dipindahkan ke tangki evaporasi dengan cara membuka ball valve yang terdapat pada tangki maserasi.
Sebelumnya, larutan mimba akan disaring terlebih dahulu. Setelah itu, dilakukan pemanasan pada tangki evaporasi. Pada tangki evaporasi, terdapat water heater dan termostat yang akan mengukur suhu sampai 70°C.
Jika suhu sudah mencapai 70o°C, maka water heater otomatis berhenti.
Pada saat pemasanan larutan mimba, pompa kolam dinyalakan untuk mengubah uap etanol menjadi cair di dalam kondensor.
Larutan hasil ektraksi dapat dikeluarkan dengan membuka keran pada tangki evaporasi dan diencerkan dengan perbandingan 30% hasil ekstrak dan 70% air.
“Harapan kami semoga bioinsektisida yang dihasilkan dari alat ini nantinya dapat mengurangi penggunaan pestisida sintetis untuk memperbaiki kualitas sayur-sayuran dan menghindarkan petani dari masalah-masalah kesehatan. Dan untuk kedepannya mungkin bioinsektisida ini dapat dikomersialkan demi kesejahteraan petani di Kelompok Tani kami,”kata Ketua UKM tani Makmur Khomsun Ma’arif yang menjadi mitra tim.
Termevator dibuat oleh tim Salsabila Rahmah bersama keempat rekannya, yaitu Eka Tarisa Putri Ayu, Kinanti Amartia Permadi, Muhammad Fadhli Dzil Ikram, dan Nabila Sahya Tartila dengan pembimbing Nurul Faiqotul Himma, S.T., M.T.
“Termevator, solusi cerdas pertanian bangsa,”kata Ketua Tim Salsabila Rahma. (SLS/Humas UB).