
Jika ingin berhasil pada bidang tertentu, hendaknya mendedikasikan waktu dan membuang energi lebih banyak dari rata-rata manusia lain dalam bidang tersebut. Tidak ada pengganti dari bekerja keras, bakat saja tidak cukup. Demikian disampaikan Prof. Ahmad Erani Yustika, S.E., M.Sc., Ph.D pada Talk Show Temu Alumni Universitas Brawijaya (UB), Sabtu (09/01/2021).
Ketua Ikatan Alumni UB ini menuturkan, definisi kesuksesan perlu diperluas. Ada yang mengukur dari pencapaian seseorang hingga puncak karir pada organisasi tertentu, baik sektor publik maupun privat. Namun seseorang yang berada pada lingkungan kerja pengabdian yang Ia inginkan, yang dapat memberikan sumbangan dan hasrat terbaiknya, maka Ia adalah orang sukses.
“Pengalaman saya bekerja di Kementerian Desa selama tiga tahun, ketika blusukan ke desa-desa di seluruh penjuru nusantara, saya bertemu dengan banyak alumni UB yang menjadi pemberdaya di desa. Ada yang menjadi pendamping desa, inovator di desa, petani, nelayan, serta sukarelawan untuk banyak aktivitas. Mereka semua adalah orang sukses karena bisa membagi pengetahuan dan pengalaman sebagai wujud pengabdian untuk memperbaiki kehidupan masyarakat yang ada di sekitarnya,” paparnya.
Figur semacam ini, lanjutnya, barangkali tidak terlalu banyak dikenal khalayak, tetapi sumbangsihnya nyata bagi masyarakat sekitar. “Mereka para alumni yang melakukan pengabdian dengan sunyi, yang ingin melakukan perubahan sosial di masyarakat, adalah orang-orang hebat, mulia, dan sangat dibutuhkan oleh bangsa ini,” tegasnya.
Melihat hal tersebut dan situasi pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir, serta bertepatan dengan Dies Natalis ke-58 UB, merupakan momentum yang sangat baik bagi para alumni untuk memberikan segala daya dan sumber daya yang dimiliki.
Menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini, sekurangnya ada tiga hal yang bisa dilakukan oleh para alumni UB. Pertama, bergotong royong bergandengan tangan untuk mengakumulasi bantuan bagi warga yang tertimpa musibah pandemi, baik pikiran, tenaga, dan uang. Kedua, berupaya mengembangkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki untuk menolong pelaku usaha kecil, peternak, pengrajin, dan lain sebagainya agar bisa beradaptasi dengan situasi baru. Ketiga, para alumni terus menyemaikan nilai-nilai pokok identitas bangsa, seperti semangat kebangsaan, kebhinekaan, dan toleransi. Pada situasi pandemi dan resesi, nilai-nilai tersebut sungguh penting untuk menyangga hidup bersama.

Temu Alumni dengan tema “Tangguh Berpretasi Membangun Negeri” ini diadakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting. Pemateri lain yang mengisi acara ini yaitu Ketua PB IDI dr. Daeng M. Faqih, S.H., M.H dan Sekjen Kementerian PUPR Ir. Mohammad Zainal Fatah. Kegiatan ini sekaligus sebagai ajang pengumpulan donasi untuk mahasiswa terdampak pandemi. Kegiatan ini juga dimeriahkan oleh konser virtual Home Band UB, Paduan Suara UB, dan Unit Aktivitas Karawitan dan Tari, serta Pongki Barata.
Rektor UB Prof. Dr. Nuhfil Hanani AR., MS dalam sambutannya menyampaikan, pada usia UB ke-58 ini merupakan golden age atau era keemasan bagi UB untuk pertumbuhan kemajuan ke depan. “Ini adalah masa penentuan apakah UB bertambah baik atau tidak. Sehingga saya berharap banyak dukungan teman-teman alumni,” ungkapnya.
Peranan alumni selama ini dikatakan Rektor sungguh luar biasa. “Mulai dari memberikan beasiswa, tempat magang untuk mahasiswa, dan bantuan-bantuan lainnya. Untuk itu kami berharap alumni tetap menjadi partner kami yang paling dekat, karena insha Allah tahun ini UB menjadi PTNBH dimana alumni tidak lagi hanya memberikan pemikiran, tetapi terlibat langsung dalam perumusan kebijakan. Karena di dalam keanggotaan Majelis Wali Amanah, salah satunya adalah perwakilan dari alumni, sehingga saya sangat berharap peranan dari alumni untuk mengembangkan UB,” pungkas Rektor. [Irene]