
Prof. Dr. Drs. Suryadi, Ms dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang Ilmu Kepemimpinan pada Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) pada Kamis 19 Desember 2024, di Gedung Samantha Krida.
Ia merupakan Profesor aktif ke-14 di FIA, dan Profesor aktif ke-223 di UB, serta menjadi Profesor ke-398 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan UB.
Ia menyampaikan pidato berjudul “Spiritual Egalitarian: Model Kepemimpinan Profetik Multi Paradigmatik-Jawaban Problematika Kepemimpinan Masyarakat Modern”.
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan unsur menentukan keberhasilan dan kegagalan setiap bentuk organisasi, baik organisasi besar maupun organisasi kecil, baik organisasi formal maupun informal. sejauh ini belum ditemukan formula model kepemimpinan yang dapat menjadi panduan yang disepakati dan diterima oleh pakar-pakar ilmu kepemimpinan. Pada sisi lain, Michael H. Hart dalam bukunya 100 tokoh yang paling berpengaruh di dunia (2019), telah menempatkan Kanjeng Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam pada posisi nomor wahid.
Spiritual Egalitarian adalah model kepemimpinan profetik dengan menghadirkan prinsip kepemimpinan yang berakar pada nilai spiritual dan moral yang bersumber dari wahyu ilahi. Nilai spiritual dan moral ini membentuk sifat pemimpin yang selanjutnya di manifestasikan dalam sikap dan perilaku etis dalam kepemimpinannya.
Keunggulan model kepemimpinan ini selain terletak pada sikap dan perilaku etis dari sang pemimpin adalah pengabaian atas struktur hirarkis dan menempatkan pengikut pada posisi yang sejajar dengan pemimpin sehingga menciptakan keintiman dan mendorong partisipasi.
Keputusan strategis dilakukan dengan mekanisme musyawarah dengan basis kepakaran sehingga berkualitas. Selain itu, perhatian besar diberikan pada usaha pengembangan diri pengikut dengan mendorong dan mentransformasi pengikut sehingga melahirkan sosok pengikut yang berintegritas dan kapasitas yang handal yang pada gilirannya menghasilkan kinerja yang tinggi dan sosok pemimpin baru.
Secara konseptual model ini masih memerlukan kajian lebih lanjut guna menghasilkan konsep yang lebih komprehensif. Secara praktik, model kepemimpinan ini membutuhkan orang yang memiliki integritas dan kapasitas untuk menjalankan model ini. [Irene]