Kebutuhan bahan bakar yang terus meningkat membuat cadangan minyak bumi semakin berkurang. Di sisi lain, terdapatlah minyak atsiri yang merupakan hasil dari kekayaan alam Indonesia.
Salah satunya adalah minyak sereh wangi, yang di prediksi memiliki karakteristik mendekati karakteristik dari bahan bakar minyak.
Menggabungkan dua fakta itu, tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) melakukan riset tentang keefektifan penambahan minyak atsiri sereh wangi sebagai bioaditif bahan bakar minyak.
Rohmah Milenia, mewakili tim menjelaskan, minyak sereh wangi sangat berpotensi menjadi zat aditif untuk bahan bakar minyak terutama RON 90 (Pertalite) dan RON 88 (Premium).
“Sereh wangi ini dapat berfungsi sebagai penyuplai oksigen (oksigenat) untuk pertalite dan premium,” terang Rohma.
Lebih lanjut, kandungan oksigen itu dapat memaksimalkan proses pembakaran pada mesin. Jika proses pembakaran terjadi optimal dan efisien maka konsumsi bahan bakar akan menurun.
Dalam penelitiannya, ternyata efek minyak sereh wangi itu juga meningkatkan angka oktan hingga 9% dan juga nilai kalor bahan bakar. Hal ini berarti jumlah energi yang dihasilkan akan semakin besar sehingga konsumsi bahan bakar pun akan semakin menurun.
Metode yang digunakan juga tergolong mudah dan murah. Tim hanya perlu mencampurkan (metode blending) 0.1% hingga 1.5% minyak sereh wangi untuk volume bahan bakar 500 ml hingga 1000 ml.
“Semoga penelitian ini bisa mengurangi konsumsi bahan bakar di Indonesia, selain itu bisa membuka wawasan akan kekayaan alam Indonesia yang masih sangat bisa dikelola potensinya,” harap Rohma mewakili tim.
Penelitian ini dilakukan Rohma bersama kedua rekannya, Livya Safira Islam dan Muhammad Ihsa. Di bawah bimbingan Aji Hendra Sarosa ST., MT., tim akan berjuang ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXXIII pada November 2020 mendatang. (mic/Humas UB)