Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya (UB) kembali menggelar seminar berskala internasional yang menjadi agenda rutin dwi tahunan yaitu Electrical Power, Electronics, Communications, Controls, & Informatics International Seminar (EECCIS).
Bekerjasama dengan dengan Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM), di kali kesepuluhnya ini EECCIS mengangkat tema Powering Life in Society 5.0 through Development of Sustainable Engineering and Technology.
Cukup berbeda, The 10th EECCIS digelar secara daring melalui media Webex, selama tiga hari, 26-28 Agustus 2020.
Ketua Panitia EECCIS 2020, Zainul Abidin ST MT MEng PhD mengungkapkan, tahun ini terdapat 64 artikel ilmiah dari 12 negara yang akan dipresentasikan dalam sesi parallel.
Negara yang terlibat dalam seminar internasional ini antara lain China, Bangladesh, Malaysia, USA, Jepang, Serbia, Taiwan, Romania, Australia, Tajikistan, Mesir, and Indonesia.
Artikel ilmiah ini sudah melalui penilaian yang ketat oleh tim reviewer dengan tingkat penolakan lebih dari 50%.
“Kami sangat berharap konferensi ini dapat menjadi wadah bagi peserta untuk membangun jaringan dan mendiskusikan perkembangan teknologi utamanya di bidang teknik elektro,” ujar Zainul Abidin PhD dalam sambutannya.
Pada kesempatan yang sama, Dekan FTUB, Prof Dr Ir Pitojo Tri Juwono MT IPU memberikan apresiasi kepada keynote speakers EECCIS 2020.
Pembicara utama itu antara lain Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng (Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya), Associate Professor Dr Wan Nurshazwani Wan Zakaria (UTHM Malaysia), dan Prof. Taufik (Director of Electric Power Institute, California Polytechnic State University, USA).
Prof Pitojo dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa EECCIS merupakan bagian dari program kegiatan ilmiah di Fakultas Teknik untuk berkontribusi dalam mewujudkan Universitas Brawijaya sebagai World Class Entrepreneurial University.
Ia berharap agar melalui EECCIS 2020 ini kerja sama dengan berbagai industri internasional, institusi maupun perguruan tinggi di luar negeri dapat lebih ditingkatkan dan diperkuat.
“Semoga dengan kerjasama yang baik dengan berbagai institusi baik di dalam maupun luar negeri, budaya ilmiah antar lembaga penelitian, pendidikan, dan industri semakin meningkat dan dapat menyejahterakan masyarakat Indonesia, internasional, dan kemanusiaan pada umumnya,” tuturnya. (mic/humas UB)