Mahasiswa UB Ciptakan Aplikasi Deteksi Dini Depresi Mahasiswa

Aplikasi Pendeteksi Depresi

Belakangan ini, topik kesehatan mental cukup ramai diperbincangkan. Di masa pandemi Covid-19, kesehatan mental menjadi salah satu isu yang semakin naik ke permukaan. Meski demikian, kesadaran akan pentingnya isu kesehatan mental masih belum cukup memadai.

Merespon kondisi tersebut, tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) skema Karsa Cipta (KC) Universitas Brawijaya (UB) berinovasi menciptakan sebuah aplikasi deteksi dini depresi pada mahasiswa, bernama DETECT ME.

Tim DETECT ME berada di bawah bimbingan Ika Herani, S.Psi., M.Si., Psikolog dan Muhammad Afif Alhad, S.Psi., M.Si. Tim terdiri dari tiga mahasiswa UB lintas disiplin ilmu, yaitu Tamarishka Natalie Yuwono (Psikologi 2018), Salma Salima Hariza Nihru (Ilmu Komunikasi 2018), dan Muhammad Aulia Fachruz Dzikrullah (Teknik Informatika 2016).

Tamarishka, ketua tim, menyatakan bahwa gagasan mereka (DETECT ME, red.) dilatarbelakangi oleh kondisi yang dialami seseorang saat sedang menjadi mahasiswa. Di mana masa perkuliahan adalah periode seseorang mengalami masa peralihan.

“Di masa perkuliahan, mahasiswa menghadapi berbagai perubahan yang cukup kompleks. Mulai dari keharusan memenuhi ekspektasi akademik sampai permasalahan sosial. Tidak semua mahasiswa siap untuk menghadapi tantangan-tantangan sedemikian rupa, sehingga menyebabkan beberapa dari mereka terserang stres hingga depresi,” ungkap Tamarishka.

Melalui DETECT ME, mahasiswa dapat melakukan pengecekan kondisi kesehatan mental mereka secara mandiri. Selain itu, terdapat fitur layanan konsultasi dengan psikolog.

Ika Herani selaku pembimbing memaparkan, “Di aplikasi DETECT ME, mahasiswa bisa lebih awal mengetahui tentang kecenderungan depresi yang dialaminya. Setelah itu, mahasiswa dapat melakukan konsultasi lebih lanjut kepada konselor sebaya atau psikolog untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut jika diperlukan.”

Selaras dengan Ika, Tamarishka menyatakan “Selain tindakan preventif, perlu adanya tindakan intervensi. Setelah mahasiswa mengetahui kondisi kesehatan mentalnya, lalu apa? Di situ pentingnya tindakan intervensi, dalam konteks aplikasi kami adalah fitur layanan konsultasi dengan psikolog.”

DETECT ME hadir dengan harapan dapat membantu mahasiswa untuk lebih memperhatikan kesehatan mental masing-masing.

“Karena menjaga kesehatan mental sama pentingnya seperti menjaga kesehatan fisik. Kalau kesehatan mental mahasiswa terganggu, maka produktivitas mereka akan menurun. Tidak hanya itu, semoga dengan adanya aplikasi ini dapat membuat mahasiswa menjadi lebih aware dan peka terhadap masalah kesehatan mental,” tutup Tamarishka. [sal/sr]