T-Vest, Rompi untuk Terapi Gangguan Otot dan Tulang Karya Mahasiswa UB

T-Vest: inovasi rompi dengan sistem terapi panas dan cahaya untuk penderita gangguan otot dan tulang

Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan inovasi rompi dengan sistem terapi panas dan cahaya untuk penderita gangguan otot dan tulang yang diberi nama T-Vest. Rompi ini dapat digunakan untuk terapi masalah otot dan tulang bagi orang dengan risiko terkena gangguan tersebut seperti pekerja.

Lima mahasiswa UB tersebut adalah Hazel Geraldy Martinus (FKG), Hans Jovan (FKG), Salsa Adilla Ilianis (FKG), Fajrul Fallaah Hidayatulloh (FT), dan Dhimas Effendi Kurniawan (FT). Dengan bimbingan dosen dr. Thareq Barasabha, M.T., mereka memberikan solusi bagi penderita gangguan otot dan tulang dalam mempercepat proses penyembuhan dan meredakan rasa nyeri yang dialami penderita.

Adapun judul dari inovasi tersebut adalah “Sistem Low-Level Laser dan Thermotherapy yang Dilengkapi Monitoring Sensor Gyroscope Terintegrasi IoT guna Mempercepat Penyembuhan Gangguan Muskuloskeletal”.

Menurut Riset Kesehatan Dasar, pada tahun 2018 prevalensi gangguan muskuloskeletal di Indonesia mencapai angka 7,3 persen. Di Indonesia sendiri, prevalensi gangguan muskuloskeletal pada faktor pekerjaan cukup tinggi. Studi Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyimpulkan sekitar 40,5 persen penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaan.

“Rompi dengan sistem terapi cahaya dan panas ini diharapkan memberikan efek meredakan nyeri dan mempercepat proses penyembuhan gangguan muskuloskeletal yang dialami oleh penderita. Selain itu, rompi ini juga diharapkan dapat mencegah terjadinya atau perkembangan dari gangguan otot dan tulang,” kata Hazel selaku ketua tim.

Terapi cahaya atau disebut sebagai low-level laser therapy merupakan terapi dengan memancarkan cahaya ke tubuh yang nantinya akan diserap oleh sel dan jaringan pada tubuh dan menghasilkan senyawa kimia yang akan digunakan sebagai energi untuk mempercepat penyembuhan dan meredakan rasa nyeri.

Sedangkan terapi panas merupakan terapi yang memanfaatkan panas untuk meredakan rasa nyeri dan mengurangi peradangan yang terjadi pada jaringan.

Selain itu, rompi ini dilengkapi dengan sensor gyroscope yang bertujuan untuk mendeteksi perubahan postur dari pengguna. Ketika pengguna berada pada posisi terlalu membungkuk sensor akan mengirimkan notifikasi kepada pengguna untuk mengoreksi posturnya.

“Seluruh sistem pada rompi ini telah terintegrasi IoT pada suatu aplikasi sehingga pengguna dapat mengontrol seluruh sistem melalui aplikasi tersebut,” ucap Fallaah.

Sistem low-level laser dan thermotherapy yang dilengkapi monitoring sensor gyroscope terintegrasi IoT yang diberi nama T-Vest merupakan inovasi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbud Ristek. [*/Irene]