Studi Mahasiswa FKG : Atsiri Kemangi dan Kulit Udang Bisa Cegah Gejala Kanker Mulut

Salah satu penyakit di bidang kedokteran gigi dengan angka kejadian yang cukup tinggi adalah kandidiasis oral. Kandidiasis oral harus diwaspadai karena sering kali merupakan tanda awal dari terjadinya kanker di rongga mulut maupun penyakit sistemik. Kandidiasis oral adalah infeksi fungal yang mengenai mukosa oral, disebabkan oleh Candida sp. Candida albicans adalah spesies Candida yang paling banyak ditemukan di kavitas oral individu sehat maupun yang mengalami kandidiasis.

Sebagian besar kandidiasis oral ditandai dengan timbulnya bercak putih pada rongga mulut, kemerahan, perasaan seperti kapas di mulut, nyeri saat makan atau menelan, dan adanya retak atau kemerahan di sudut mulut. Kasus kandidiasis oral di Indonesia menempati urutan ke-3 dalam insidensi dermatomikosis.

Kemangi merupakan salah satu tanaman obat tradisonal yang dimanfaatkan sebagai obat herbal karena memiliki kandungan atau senyawa seperti flavonoid, eugenol, arsinin, anetol, boron dan minyak atsiri. Kandungan minyak atsiri kandungan flavonoid saponin pada daun kemangi berfungsi sebagai antifungi. Saponin merusak membran, flavonoid menghambat pertumbuhan sel Candida albicanss, eugenol bersifat sebagai anti kanker.

Oleh karena itu, Tim Mahasiswa PKM FKG UB tertantang untuk menyelesaikan permasalahan ini, dengan membuat gagasan mengenai pemanfaatan gel topikal ekstrak minyak atsiri daun kemangi kombinasi kitosan cangkang udang sebagai alternatif obat penyakit kandidiasis oral  yang terjangkau dan mudah didapatkan.

Tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya (FKG UB) melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) menemukan inovasi baru tentang pemanfaatan daun kemangi dan kitosan cangkang udang. Daun kemangi (Ocimum sanctum L.) merupakan tanaman yang mudah didapatkan tersebar hampir diseluruh Indonesia bahkan tumbuh liar.  Kandungan minyak atsiri di dalam daun kemangi (Ocimum sanctum L.) didapatkan sebagai antifungal adalah methyl chavicol dan linalool yang mampu melawan pertumbuhan candida albicans.

Selain itu juga, terdapat kitosan yang berasal dari limbah cangkang udang yang berlimpah di Indonesia. Di Indonesia sendiri saat ini, limbah cangkang udang masih belum dimanfaatkan secara maksimal karena masih banyak masyarakat awam yang tidak mengetahui kandungan yang terdapat di dalamnya. Cangkang udang mengandung kitin sebesar 15% – 20%, kemudian dari proses deasetilasi kitin akan didapat kitosan sebesar 80% dari jumlah total. Kitosan inilah yang terbukti memiliki sifat antifungal.

Berdasarkan studi literatur didapatkan hasil bahwa kandungan minyak atsiri pada daun kemangi dan kitosan cangkang udang mampu menghambat pertumbuhan dan dapat membunuh  jamur Candida albicans. Mekanisme aksi antijamur kitosan terhadap Candida albicans bekerja menghambat dan mengurangi sel jamur melalui dinding sel atau membrane sel jamur tersebut. Oleh karena itu, melalui pemanfaatan bahan antifungi dengan kombinasi daun kemangi dan kitosan cangkang udang diharapkan dapat menjadi solusi penyembuhan kandidiasis oral.

Di Indonesia sendiri belum ada penelitian yang mengkaji potensi daun kemangi dan kitosan cangkang udang sebagai alternatif obat pada penyakit kandidiasis oral. “Dengan demikian diharapkan gagasan ilmiah ini dapat dijadikan dasar teori baru untuk kedepannya dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pemberian gel topikal ekstrak minyak atsiri daun kemangi kombinasi kitosan cangkang udang pada kandidiasis oral ” ujar Yacob

Penelitian kombinasi minyak atsiri kemangi dan kitosan udang merupakan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta yang dilakukan oleh Yacob Felix Leonardo Sihombing, Annisa dan Shevya Nanda Indika Permata yang dibimbing oleh drg.Viranda Sutanti, M.Si. [VQ]