STOOD: Alat Praktis Deteksi Bakteri E. coli Karya Mahasiswa UB

 

Mahasiswa Universitas Brawijaya Ciptakan Alat Deteksi Bakteri E. coli

Empat mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FTUB) mengembangkan alat deteksi bakteri Escherichia coli (E. coli) yang dapat digunakan secara praktis yang diberi nama STOOD. Mereka adalah Yusuf Yuaniar (Teknik Elektro), M. Fakhri Aminullah (Teknik Elektro), Raihan Pratama (Perencanaan Wilayah dan Kota), dan Dhea Rachma Febiana (Teknologi Informasi).

Ketua Tim Yusuf Yuaniar menyampaikan, E. coli merupakan bakteri patogen yang sering ditemukan pada makanan dan dapat menyebabkan keracunan makanan yang serius, bahkan kematian. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, setiap tahunnya ribuan kasus keracunan makanan tercatat di seluruh Indonesia, yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri E. coli. Inovasi ini merupakan upaya untuk menekan angka kematian akibat keracunan makanan di Indonesia, yang masih cukup tinggi.

“Alat yang kami ciptakan ini menggunakan teknologi sensor canggih yang dapat mendeteksi adanya bakteri E. coli dalam waktu singkat, hanya dalam hitungan menit,” ujar Yusuf Yuaniar.

STOOD: alat deteksi bakteri E. coli untuk cegah keracunan makanan hanya dalam satu menit

Alat ini dirancang dengan sederhana sehingga bisa digunakan oleh masyarakat umum, terutama di industri makanan skala kecil dan menengah. Diharapkan dengan adanya alat ini, proses pengujian keamanan pangan akan lebih mudah dilakukan dan dapat mengurangi risiko terjadinya keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri E. coli.

STOOD memiliki bentuk kotak yang mudah digenggam dan dibawa kemanapun. STOOD akan mendeteksi bakteri E. coli pada makanan, yang hasilnya akan ditampilkan pada layar LCD, sehingga pengguna dapat mengetahui dengan cepat kelayakan makanan tersebut.

STOOD menggunakan baterai Li-ion 18650 yang memiliki daya 13.000 mAh yang dapat bertahan sehari penuh dan dapat diisi ulang dayanya ketika habis.

“Dengan harga yang terjangkau, STOOD mampu menekan jumlah angka kematian akibat keracunan makanan oleh bakteri E. coli di Indonesia,” tambahnya.

Alat deteksi E. coli buatan mahasiswa UB ini telah menjalani uji coba dan validasi di laboratorium kesehatan di Indonesia dan hasilnya menunjukkan tingkat keakuratan yang tinggi. Di bawah bimbingan dosen Eka Maulana, S.T., M.T., M.Eng., inovasi mereka berhasil lolos didanai Kemdibdudristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan.

Tim mahasiswa berencana untuk segera memasarkan alat ini secara komersial agar dapat segera digunakan oleh industri makanan di seluruh Indonesia. [STOOD/Irene]