Kebijakan wajib berstiker yang ditetapkan dibawah pimpinan Rektor Universitas Brawijaya tidak sia-sia. Semenjak diwajibkannya stiker resmi untuk setiap kendaraan yang masuk ke lingkungan Universitas Brawijaya (UB), tingkat kepadatan telah berkurang. Hal ini dikarenakan berkurangnya kendaraan yang tidak berkepentingan yang masuk ke dalam kampus.
Salah satu petugas keamanan kampus, Antok Mardicahyanto mengatakan bahwa penetapan aturan ini memberikan beberapa dampak positif seperti lingkungan menjadi lebih tertib, volume kendaraan berkurang, penataannya tidak acak-acakan dan kondisi lingkungan lebih kondusif. “Untuk mahasiswa yang masuk wajib menunjukan stiker, terutama yang stikernya diletakkan di dompet, ini berlaku baik mahasiswa yang menggunakan sepeda motor dan mobil. Untuk tingkat kepadatan volume bisa mencapai dua puluh persen, dilihat dari perbandingan kendaraan yang keluar dan masuk terutama pada jam aktif,” jelasnya.
Peraturan yang mulai diaktifkan mulai tanggal 1 Maret ini, kedepannya juga akan berdampak dalam mengurangi kehilangan kendaraan dan perlengkapan kendaraan seperti helm yang pernah terjadi. Bagi masyarakat yang tidak memiliki stiker tetapi memiliki kepentingan di lingkungan kampus, akan diberikan pass card saat masuk dan dikembalikan saat keluar, dengan syarat meninggalkan identitas saat masuk di pos keamanan.
Peraturan wajib stiker saat masuk ini akan dioperasikan dalam jangka yang panjang, demi menciptakan lingkungan universitas yang nyaman, tertata serta mendukung program UB dalam mengurangi tingkat polusi udara di lingkungan kampus. [reza/Vicky/Humas UB]