Kemajuan teknologi yang pesat ditambah rutinitas yang monoton dapat menjadi pemicu kejenuhan yang berujung pada stress. Untuk mengistirahatkan diri dari kejenuhan itu beberapa orang memilih untuk beralih dengan berkebun atau bercocok tanam.
Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam Journal of Health Psychology, dijelaskan bahwa bercocok tanam lebih efektif dalam mengurangi stress dibandingkan dengan membaca buku.
Studi lain pada Journal of Public Health juga mengatakan bahwa bekerja di taman selama 30 menit saja dapat meningkatkan rasa percaya diri dan suasana hati.
Maka dari itu, beberapa orang memutuskan untuk memiliki sebuah taman kecil di area rumahnya guna me-refresh pikiran. Dengan adanya taman, mereka akan rajin merawat, menyiram, dan memelihara taman yang sudah dibuat.
Namun, tidak jarang hal itu hanya bertahan selama satu sampai dua bulan saja, karena munculnya rasa malas serta berkurangnya fokus dan tenaga untuk merawat taman akibat dari aktivitas dan kesibukan yang padat dan kian meningkat.
Sebagai salah satu upaya untuk memudahkan masyakarat dalam merawat taman di rumah, maka diciptakanlah APPINDERS (Automated Sprinklers with Spider Sensors).
APPINDERS merupakan sebuah sistem penyiram otomatis karya tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FTUB); M. Roy Ali Saptura (Teknik Industri 2017), Ilma Visi Rahmani (Teknik Industri 2017), dan Ifah Dea Hapsyari (Teknik Elektro 2018).
Dibimbing oleh dosen Teknik Industri, Wisnu Wijayanto Putro, ST., M.Eng., tim mempertimbangkan dan memperbaiki kekurangan pada sistem penyiraman otomatis yang sudah ada; digital water timer (alat penyiraman otomatis berbasis waktu) dan sistem penyiraman otomatis berbasis Arduino.
APPINDERS sendiri memiliki sistem dan mekanisme alat yang lebih modern. APPINDERS menggunakan panel surya sebagai sumber energinya,
Sesuai namanya, APPINDERS merupakan sistem penyiraman otomatis dengan menggunakan sensor laba-laba.
Sensor laba-laba yang dimaksud adalah sensor kelembaban tanah yang didesain sedemikian rupa sehingga topologi desainnya menyerupai jaring laba-laba.
APPINDERS memiliki mekanisme alat penyiram yang dapat bergerak naik turun secara otomatis untuk menyesuaikan letak tanaman yang diindikasian kekurangan kandungan air.
Ketika sensor kelembapan tanah mendeteksi adanya tanah yang kering, maka APPINDERS akan menggerakan nozzle nya sesuai dengan ketinggian yang dibutuhkan untuk dapat menjangkau lokasi tanah tersebut.
Alat ini didesain sefleksibel mungkin guna memudahkan pengguna dalam menempatkan APPINDERS pada taman yang dimiliki. Selain itu APPINDERS memiliki desain yang minimalis. Sehingga dapat menambah estetika sebuah taman.
“APPINDERS akan otomatis menyiram tanaman ketika tanah di sekitar tanaman kering atau kadar air menurun. Jadi kami harap, alat ini dapat menggantikan penyiram tanaman konvesional dengan hasil yang lebih efisien dan efektif.” ujar Roy selaku Ketua Tim.
Untuk saat ini, APPINDERS masih fokus pada skala kecil saja, seperti di lingkup rumah dengan ukuran taman yang tidak terlalu besar. Untuk ke depannya, diharapkan pengembangan dapat dilakukan untuk kepentingan taman-taman di perkotaan, instansi pendidikan, dan lain-lain.
Inovasi ini merupakan salah satu karya PKM 2020 Bidang Karsa Cipta yang akan berlaga di PIMNAS XXXIII November mendatang. (mic/Humas UB)