
Tim mitra mengabdi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang diketuai Shofwan, SE., M. Si melakukan pendampingan Focus Group Discussion (FGD) Sinergi Pengelolaan Situs Purbakala Tri Buana antara BUMDesa Kahuripan dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya yang Ramah Lingkungan, Sabtu (30/9/2023). Anggota tim lainnya yakni Dr. Wahdiyatmoko, SE., MM dan Dr. Iswan Noor SE., ME.
“ Fenomena tatakelola wisata desa berbasis peninggalan bersejarah yang bersinergi dengan lembaga lain yakni BUMDesa Kahuripan menjadi daya tarik tersendiri bagi kami,” ujar Shofwan.

Dijelaskannya, sinergi kerja sama pengelolaan situs purbakala antara unit usaha dengan pihak badan pelestarian kebudayaan wilayah Jawa Timur XI menjadi best practice bagi BUMDesa. Salah satunya adalah karena partisipasi warga sekitar dalam memperoleh manfaat keberadaaan situs lumayan tinggi.
“Pihak unit usaha BUMDesa melibatkan masyarakat dalam memungut uang restribusi misalnya tanda masuk, parkir dan sewa ruko di sekitar lokasi. Semua restribusi tadi menjadi pendapatan unit usaha BUMDesa,” terangnya.
Di lain sisi pihak Balai memperbolehkan komersialisasi situs budaya tersebut dengan syarat pihak BUMDesa menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan menanam pohon-pohon untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar situs.
Dengan dukungan tim penunjang yang terdiri atas Muhammad Reyhan Ramadhan dan Dira Lutfi Wijayanti, tim dan masyarakat mendiskusikan bagaimana pengelolaan situs peninggalan bersejarah ini, Bagaimana cara kerjanya agar unit usaha BUMDesa dan Balai bisa mengelola bersama-sama.
Walau posisinya relatif sulit dijangkau karena di Tengah sawah, destinasi situs ini sudah sering didatangi anak-sanak sekolah. Posisinya yang di tengah-tengah persawahan desa Klinterejo kecamatan Sooko kabupaten Mojokerto menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan yang berkunjung.[tim/sitirahma]