Siap Gerak Bangun Desa, GAME JITU Sasar Generasi Millenial Taji

Tim PKM-M UB GAME JITU Siap Gerak Bangun Desa

New Normal tidak menjadi batasan bagi mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) untuk melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, salah satunya Pengabdian Masyarakat. Sejak awal bulan September 2020, sekelompok mahasiswa UB berhasil mengadakan program pemberdayaan secara daring yang diberi nama GAME JITU, singkatan dari Gerakan Milenial Taji Membantu. Mereka adalah Nailus Sa’adah (FEB-2018), Rizky Mulia Basmalasari (FEB-2018), L Nanda Ariefianto (FTP-2018), Muhammad Dwiky Ilham Prasetya (FEB-2019), dan Raissa Gloria Seahan (FTP/2019).

Di bawah bimbingan dosen Atu Bagus Wiguna, S.E., M.E, mereka berhasil mendapatkan pendanaan dalam ajang Program Kreativitas Masyarakat (PKM) tahun 2020 bidang Pengabdian Masyarakat yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Pendidikan Kebudayaan.

Ketua tim Nailus Sa’adah menyampaikan, konsep program ini berfokus pada peningkatkan produktivitas generasi milenial Desa Taji, yaitu anggota karang taruna Desa Taji, Kabupaten Malang, dan sasaran program pengabdian yaitu anggota karang taruna desa tersebut.

“Alasan kami memilih kaum milenial desa sebagai sasaran program, karena mereka memiliki peran penting sebagai generasi penerus sekaligus penggerak perekonomian desa, sehingga diperlukan SDM yang berkualitas demi menghadapi bonus demografi dan mewujudkan Indonesia Emas 2045,” jelas Nailus.

Program ini terdiri dari empat pelatihan yang saling berkelanjutan dan berkesinambungan, yaitu Pelatihan Kewirausahaan, Pelatihan Pengolahan Produk Lokal, Pendampingan Desain, serta Pelatihan Pemasaran secara daring.

Tim GAME JITU lakukan program pemberdayaan secara daring.

Program Pelatihan Kewirausahaan telah dilaksanakan pada Rabu (09/09/2020), melalui aplikasi Zoom Meeting dengan mengundang kak Dimas Megarani Putri atau yang akrab dipanggil kak Mey, mahasiswi sekaligus pengusaha muda di bidang industri kreatif sebagai narasumber kegiatan ini. Selain itu, pada pendampingan desain, peserta diminta membuat logo yang didasarkan pada ide produk berbasis usaha lokal yang mereka inginkan.

Tim GAME JITU mengungkapkan, keuntungan berwirausaha sejak dini membantu kita untuk menggali potensi diri dan memanfaatkan setiap peluang yang ada dengan belajar berpikir mandiri dan kreatif serta berani mengambil resiko.

“Melalui program GAME JITU, diharapkan karang taruna Desa Taji mampu mengelola dan mengembangkan potensi Desa Taji berbasis agrowisata, menumbuhkan pola pikir dan semangat berwirausaha, serta meningkatkan pengetahuan terkait bisnis terutama berbasis produk lokal,” pungkas Nailus.[GAMEJITU/Humas UB]