Masyarakat Indonesia memilih beras sebagai makanan pokok dalam menunjang aktivitas sehari-hari dengan persentase mencapai 98%. Akan tetapi, luas lahan panen padi mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Hal ini dapat mengganggu ketahanan pangan di Indonesia dan mengakibatkan Indonesia harus mengimpor beras dikarenakan produksi beras dalam negeri tidak mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri. Jika terus melakukan impor beras, harga beras di Indonesia berpotensi mengalami kenaikan yang signifikan.
Oleh karena itu, lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) dari program studi Ilmu dan Teknologi Pangan menciptakan inovasi sereal flakes berbahan dasar tepung jewawut terfermentasi sebagai upaya diversifikasi pangan di Indonesia
Lima mahasiswa itu adalah Brilliant Praditya (FTP 2021) sebagai ketua, Achmad Syaekhu Alamsyah (FTP 2021), Helena Teodora (FTP 2021), Devy Tiyona (FTP 2022), Sheila Sagita (FTP 2022) di bawah bimbingan Dego Yusa Ali, STP, M.Sc
“Sereal flakes berbahan dasar tepung jewawut terfermentasi merupakan sebuah inovasi pangan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal. Alasan pemilihan jewawut pada produk kami yakni sifatnya yang mudah ditanam di berbagai macam kondisi bahkan pada daerah kering. Selain itu, dari segi nutrisi jewawut mengandung tinggi serat yang baik untuk pencernaan. Tingginya kandungan serat juga mengakibatkan jewawut memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes,” kata Briliant Praditya.
Sereal flakes berbahan dasar tepung jewawut terfermentasi diharapkan mampu menjadi solusi bagi permasalahan diversifikasi pangan di Indonesia. Inovasi produk ini merupakan hasil pendanaan riset oleh ASIC ARSC FTP UB tahun 2023. (*/OKY/Humas UB).