Sepak Terjang EMT UB-RSUB-RSSA di Mamuju

Memasuki hari ke tiga pelayanan Emergency Medical Team kolaborasi RS dr. Saiful Anwar Malang, Universitas Brawijaya dan RS Universitas Brawijaya, hingga hari ini, tercatat sudah ada 77 kasus yang tertangani di RS Provinsi Sulawesi Barat, di Mamuju.

Di lokasi ini, tim EMT bersiap menata Instalasi Gawat Darurat sebagai pintu masuk pasien dan menata ruang operasi. Penataan IGD pasien ini juga ditujukan untuk memudahkan alur pasien dan petugas, sekaligus memisahkan antara pasien umum dan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, yang akan dirawat terpisah di tenda Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang juga berlokasi di sekitar rumah sakit.

Menurut Ns. Bintari Ratih K, S.Kep., M.Kep, salah satu tenaga medis yang berangkat ke Mamuju, mayoritas kasus yang ditangani adalah akibat tertimpa bencana saat gempa, meskipun ada pula kasus lain seperti melaporkan, asma akut hingga terkonfirmasi positif Covid-19.

Pada hari Sabtu dan Minggu lalu (23-24/1), tercatat masing-masing 1 kasus operasi sesar dengan ibu yang terkonfirmasi positif Covid-19. Di hari Sabtu juga, ada 31 kasus dengan mayoritas 50 persen cedera karena tertimpa benda berat saat gempa. “Data pada hari Minggu (24/1) ada 35 kasus pasien masuk, dan observasi”, imbuh dosen Ilmu Keperawatan ini.

“EMT juga melakukan pengaturan monitor yang rusak akibat gempa dan menyiapkan troli gawat darurat. dr. Muhammad Irawan, Sp.A dari Ilmu Kesehatan Anak dan Erwin Wicaksono, S.Kep membuat pediatric intensive care unit darurat untuk memantau kondisi bayi baru lahir. Sudah ada 6 bayi yang lahir pada hari Minggu, d (24/1)” papar Ners alumni profesi Ners Keperawatan ini.

Tidak hanya itu, tim dokter bedah ortopedi dan anastesi melakukan bekerja sama dengan rumah sakit untuk menata kembali ruang operasi agar tetap steril dan aman digunakan walau dalam keadaan bencana.

Tim EMT juga telah memberikan donasi suplemen khusus untuk tenaga kesehatan dan enyerahkan obat-obatan emergensi seperti epinephrine untuk membantu mengisi depo farmasi RS Provinsi Sulawesi Barat.

Selain di rumah sakit, tim EMT juga memberikan pelayanan kesehatan komunitas. “Pada hari ini, (Senin 25/1), 4 orang anggota tim berangkat ke kamp pengungsi, ada 19 kasus yang ditangani, rata-rata mengeluh batuk pilek, demam dan diare. Kemarin (Minggu 24/1) dr. Sri Sunarti, Sp.PDK-GER jugs melakukan homevisit ke Kelurahan Binanga,” pungkasnya.

Direncanakan, tim EMT akan berada di Mamuju selama 8 hari dengan 6 hari efektif untuk pelayanan kesehatan. Tenaga medis dan kesehatan akan bersiaga untuk gawat darurat. (VQ)