Rektor UB Dorong Pemuda Jadi Pemimpin

Rektor UB beserta peserta

Rektor Tekankan Pentingnya Peran Pemuda dalam Kepemimpinan dan Pembangunan Desa

Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc., menekankan pentingnya peran pemuda dalam kepemimpinan dan pembangunan desa dalam sebuah Lokakarya bertema “Kader Bina Desa Berbasis Pemberdayaan dan Gotong Royong” ini diadakan di Pendopo Panjalu Jayati, Kediri.

Prof. Widodo mengkritik fenomena “generasi stroberi”, yangmana pemuda lebih fokus pada kenyamanan digital ketimbang kontribusi nyata. Dia menegaskan bahwa kader bina desa harus menjadi pemimpin yang mampu mengorganisasi sumber daya manusia.

“Apa yang terjadi jika kita hanya fokus pada dunia digital tanpa memperhatikan lingkungan sekitar? Kader bina desa harus menjadi pemimpin sejati, yaitu mereka yang mampu mengorganisasi sumber daya manusia dan menyelesaikan masalah di sekitarnya,” ujarnya.

rektor UB

Prof. Widodo juga menyoroti pentingnya pemahaman terhadap tren global dan tata kelola berkelanjutan dalam membangun desa. Dia mencontohkan bagaimana produk pertanian Indonesia, seperti kopi dan kelapa sawit, masih sulit menembus pasar internasional karena belum memenuhi standar produksi hijau (sustainable).

“Jika ingin membangun desa yang berdaya saing, kita harus menerapkan tata kelola yang ramah lingkungan. Green technology dan green system harus menjadi bagian dari setiap industri pertanian dan perkebunan kita,” jelasnya.

Selain kepemimpinan, Rektor UB juga membahas dua aspek utama yang menjadi perhatian pemuda saat ini yaitu pendidikan dan pekerjaan. Dia mengungkapkan bahwa meskipun industri di Indonesia seharusnya berkembang, justru terjadi deindustrialisasi yang membuat lapangan pekerjaan semakin sulit.

Foto Bersama

“Survey Fakultas Ekonomi UB menunjukkan bahwa Jawa Timur adalah salah satu penyumbang pendapatan negara terbesar. Namun, banyak industri tutup, sehingga mencari pekerjaan menjadi lebih sulit,” ungkapnya.

Sebagai solusinya, dia menekankan bahwa pendidikan tidak boleh hanya berfokus pada akademik, tetapi juga harus membangun kompetensi kepemimpinan (soft skills) agar lulusan siap menghadapi tantangan industri dan mampu menciptakan lapangan kerja baru.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Widodo juga mengajak peserta lokakarya untuk memahami perubahan global, khususnya dalam bidang teknologi hijau dan geopolitik. Ia menyoroti tren mobil listrik yang bergantung pada nikel, di mana eksploitasi sumber daya ini berpotensi merusak lingkungan.

“Ke depan, kita harus memikirkan energi hijau seperti solar cell, hidroetanol, dan hidrogen. Pengelolaan industri berbasis teknologi hijau akan menjadi kunci dalam pembangunan berkelanjutan,” paparnya.

Selain itu, dia juga menekankan pentingnya dukungan dari masyarakat dan negara dalam menciptakan sistem ekonomi yang kuat.

“Universitas Brawijaya siap menjadi tuan rumah lokakarya seperti ini. Kampus adalah tempat tumbuhnya generasi muda, dan kami sangat terbantu dengan organisasi ekstra kampus dalam membangun kepemimpinan mahasiswa,” kata Prof. Widodo.

Di akhir sesi, rektor mengajak para peserta yang ingin melanjutkan studi untuk mempertimbangkan Universitas Brawijaya sebagai pilihan.

“UB adalah tempat investasi masa depan. Jika kader-kader hebat bergabung, maka alumni kita juga akan semakin berkualitas,” pungkasnya.

Rektor UB hadir dalam lokakarya yang diadakan oleh DPD GMNI Jawa Timur.

“Saya ucapkan selamat atas terselenggaranya acara ini. Semoga berkah dan memberikan manfaat bagi bangsa dan negara,” tutupnya. (*/Humas UB).