Rektor Resmikan Gedung Tekno Entrepreneurship

Universitas Brawijaya (UB) meresmikan Gedung Tekno Entrepreneurship yang baru dibangun sebagai bentuk komitmen terhadap pengembangan riset, inovasi, dan kewirausahaan di Indonesia. Acara peresmian tersebut berlangsung pada Selasa (19/11/2024).

Acara ini dihadiri oleh Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D. Med.Sc, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UB, Prof. Dr. Unti Ludigdo, S.E., M.Si., Ak, serta Dekan Fakultas dan Sekretaris Universitas. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh Ketua Panitia, Dr. Yuni Kilawati, S.Pi., M.Si., dan sejumlah tamu undangan dari berbagai instansi terkait.

Gedung Tekno Entrepreneurship UB ini merupakan pusat integrasi riset dan inovasi yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas laboratorium canggih. Gedung ini memiliki beberapa laboratorium yang dapat dimanfaatkan oleh para peneliti, mahasiswa, dan masyarakat, yaitu Laboratorium Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains dan Teknologi (DIKST), Laboratorium Riset Terpadu (LRT), dan Laboratorium Layanan Terpadu. Keberadaan gedung ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas riset UB, mendukung hilirisasi produk riset, dan mendorong kolaborasi antara dunia akademik dan industri.

Pada acara peresmian, Rektor UB, Prof. Widodo, melakukan pemotongan pita dan penandatanganan batu prasasti sebagai simbol dimulainya operasional gedung tersebut. Sebagai bagian dari perayaan, para tamu undangan juga berkesempatan mengunjungi laboratorium-laboratorium di dalam gedung, yang menjadi pusat kegiatan riset dan pengembangan teknologi di Universitas Brawijaya.

Gedung Tekno Entrepreneurship dibangun sebagai langkah strategis UB dalam mendukung pengembangan inovasi dan kewirausahaan di Indonesia.

Menurut Ketua Panitia, Dr. Yuni Kilawati, laboratorium-laboratorium ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas riset dengan fasilitas yang memadai untuk penelitian berkualitas tinggi.

“Laboratorium ini dilengkapi dengan peralatan canggih, seperti next generation sequencing, convo scalarcing microscope, real time PCR, dan berbagai alat laboratorium lainnya yang mendukung penelitian di bidang kesehatan dan teknologi,” katanya.

Selain itu, gedung ini juga akan menyediakan layanan pengujian kalibrasi alat kesehatan, konsultasi, dan pelatihan untuk masyarakat dan industri. Ini menjadi salah satu upaya untuk mendukung hilirisasi produk riset yang dihasilkan oleh civitas akademika UB.

“Dengan demikian, gedung ini diharapkan tidak hanya menjadi pusat riset, tetapi juga pusat layanan yang dapat mendorong pertumbuhan industri berbasis teknologi,” kata Yuni.

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UB, Prof. Dr. Unti Ludigdo, menyampaikan harapan besar terhadap peran Gedung Tekno Entrepreneurship dalam pengembangan inovasi dan hilirisasi produk riset.

Prof. Unti berharap gedung ini akan menjadi pusat pengelolaan sistem informasi laboratorium terpadu.

“Dengan hadirnya gedung ini akan menjadi pusat diskusi dan pengembangan ilmu dan teknologi dosen dan peneliti. Gedung ini menjadi sentral pengelolaan sistem informasi laboratorium terpadu yang masih belum sempurna tapi kesiapan sistem informasi sudah siap diluncurkan,” jelas Prof. Unti dalam sambutannya.

Salah satu contoh pengembangan inovasi yang dilakukan adalah Rumah Atsiri hasil kerja sama dengan Jatim Park Group.

“Saat ini, kami telah bekerja sama dengan Jatim Park Group untuk menghilirisasi produk Atsiri yang dihasilkan oleh riset UB. Kami yakin, dengan adanya gedung ini, pengembangan riset dan komersialisasi produk inovatif bisa lebih terarah dan efektif,” tambahnya.

Rektor UB, Prof. Widodo, mengungkapkan bahwa gedung ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat riset, tetapi juga sebagai tempat untuk pengembangan layanan yang dapat mendukung keberlanjutan operasional laboratorium. Menurutnya, laboratorium ini diharapkan dapat menghasilkan produk inovatif yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat dan industri, serta mendukung keberlanjutan operasional kampus.

“Harapannya, gedung ini akan menjadi tempat yang memungkinkan kolaborasi antara berbagai disiplin ilmu. Baik ilmu eksakta maupun ilmu sosial dapat bekerja sama untuk menciptakan inovasi yang bermanfaat,” tambah Prof. Widodo.

Dengan fasilitas yang lengkap dan tujuan yang jelas untuk mendukung hilirisasi riset dan pengembangan kewirausahaan, gedung ini diharapkan dapat menjadi pusat terdepan dalam pengembangan teknologi dan inovasi di Indonesia. Ke depan, diharapkan kolaborasi antara akademia dan industri dapat semakin erat, sehingga menghasilkan produk-produk riset yang dapat memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan ekonomi dan teknologi nasional.(dilla/Humas UB)