
Rektor Universitas Brawijaya Prof. Widodo, S.Si.,M.Si.,Ph.D.Med.Sc mengatakan kunci negara maju adalah rakyat yang punya literasi keuangan yang baik, khususnya bagi generasi muda. Hal ini disampaikan Prof. Widodo dalam kegiatan Edukasi Keuangan yang diselenggarakan dengan berkolaborasi bersama OJK di Gedung Samantha Krida, Rabu (7/5/2025).
Disampaikan Rektor UB bahwa literasi keuangan di Indonesia beberapa tahun ke belakang masih mencapai angka 50% populasi. Hal tersebut menjadi beban dan tugas berat bagi pemerintah untuk meningkatkan literasi keuangan. Meskipun demikian dengan adanya upaya dan strategi dari berbagai pihak, literasi keuangan perlahan meningkat dan mencapai 66% di tahun 2024.

“Kami harap ini menjadi wadah yang reflektif dan inspiratif bagi semua generasi muda untuk membangun perencanaan keuangan, mitigasi keuangan, dan penggunaan teknologi finansial secara efektif,” tutup Rektor UB.
Ketua Badan Supervisi OJK Prof. Sidharta Utama Ph.D., Ca, Cfa turut mengapresiasi berlangsungnya acara.
Dia mengenalkan Badan Supervisi OJK sebagai badan baru yang didirikan awal tahun 2024 sesuai amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan. Dalam hal ini Badan Supervisi OJK berjumlah 9 komisioner dengan tugas untuk meningkatkan tata kelola OJK.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Dr. Friderica Widyasari Dewi, S.E., MBA yang memberikan keynote speaker.
Dia mengatakan bahwa literasi keuangan harus dimiliki semua orang, tidak terbatas pada pendidikan yang berlatar belakang ekonomi atau bisnis.
”Generasi muda punya tantangan tersendiri, 80% Gen Z cenderung mempertimbangkan kemudahan mendapatkan uang, sehingga jangan sampai terjerumus ke perilaku keuangan yang tidak sehat dan merusak masa depan,” pesannya. [FIM/Humas UB].