Puasa Ramadhan Jadikan Evaluasi bagi Setiap Insan Muslim

Prof. Dr. Munawar Ismail, SE., DEA saat memberikan ceramah Sholat Iedul Fitri 1438 H“Apakah ibadah puasa yang merupakan cerminan dari kekuatan jasad sudah tersinari oleh kekuatan ruhani?” itulah seuntai pertanyaan Prof. Dr. Munawar Ismail, SE., DEA selaku khatib kepada para Jama’ah Sholat Iedul Fitri 1438 H yang diselenggarakan di Lapangan Rektorat, Minggu (25/06/2017).

Prof. Munawar mengajak para jama’ah untuk merenungi bahwa berpuasa hanya karena Allah SWT semata, sehingga niatnya ikhlas dan amalannya sesuai syariat. Inilah kekuatan jasmani yang tersinari kekuatan ruhani. Sebaliknya, ada orang yang berpuasa tetapi niatnya bukan karena Allah SWT, misalnya karena malu kepada mertua atau malu kepada teman sekantor. Ini merupakan kasus di mana kekuatan jasmaninya tidak tersinari oleh kekuatan rohani.

Berpuasa di bulan ramadhan merupakan instrumen yang sangat efisien dan efektif untuk melatih agar hati manusia senantiasa terhubung dengan kekuatan ruhani. Sebab, puasa merupakan ibadah yang hanya diketahui oleh Allah dan yang bersangkutan saja. Orang lain, termasuk orang yang paling dekat sekali pun, sulit untuk bisa membuktikan batal tidaknya puasa seseorang menurut Ketua LP3 UB ini.

Evaluasi menjalani puasa penting untuk menjadi bekal dalam menjalani kehidupan setelah bulan ramadhan, agar memperoleh kehidupan yang lebih baik. Evaluasi ini juga penting untuk memperbaiki ibadah puasa sunnah ketika kita memiliki kesempatan untuk melaksanakan sebelum datangnya bulan ramadhan tahun depan. [dimas/Humas UB]