Program Doktor Mengabdi Tingkatkan Produksi Pupuk Organik di Desa Kucur

Desa Kucur, yang terletak di lereng Gunung Kawi, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, dikenal dengan kondisi tanahnya yang subur. Sebagian besar warga bergantung pada sektor pertanian dengan komoditas utama seperti buah jeruk, jagung, cabai merah, kacang tanah, tebu, cabai kecil, dan ubi kayu. Namun, di wilayah dengan kondisi tanah kering, warga memilih menanam jeruk, palawija, dan sayuran yang tidak membutuhkan banyak air, serta beternak sapi dan kambing untuk menambah penghasilan.

Untuk merawat tanaman jeruk, petani menggunakan pupuk kandang dari kotoran hewan. Namun, kebutuhan pupuk kandang ini sering kali tidak bisa dipenuhi dari sumber lokal. Banyak petani harus membeli pupuk kandang dari luar daerah, termasuk dari Malang Selatan, dengan harga yang relatif tinggi dan kualitas yang tidak selalu terjamin. Pupuk kandang yang ada di pasar sering kali dicampur dengan pasir, mengurangi kualitasnya, karenanya petani berharap adanya pendampingan untuk membuat pupuk kandang sendiri menggunakan sumber daya lokal.

Tim DM UB terjun langsung saat praktek

Menjawab kebutuhan ini, Dr. Ir. Setyono Yudo Tyasmoro, MS dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, bersama dengan Prof. Dr. Ir. Siti Chuzaemi, MS (Fakultas Peternakan), Dr. Ir. Yulia Nuraini, MS (Fakultas Pertanian), dan Kristanto Adi Nugroho, ST., MT. (Vokasi), melalui program Doktor Mengabdi, melakukan pendampingan inovasi teknologi untuk peningkatan produksi pupuk organik bagi kelompok tani Desa Kucur. Kegiatan ini melibatkan pembuatan pupuk organik yang sesuai dengan SNI 7763-2018, pemberian alat produksi, serta bantuan dalam mendapatkan izin usaha.

Prof. Dr. Ir. Siti Chuzaemi, MS., memberikan pengarahan langsung kepada kelompok tani untuk memastikan kegiatan ini mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan usaha pertanian dan kesejahteraan masyarakat Desa Kucur. Dr. Ir. Setyono Yudo Tyasmoro, MS, sebagai ketua tim pengabdian, membawa inovasi dengan metode pembuatan pupuk organik yang memanfaatkan konsorsium mikroba untuk mempercepat proses dekomposisi, sebuah metode yang telah mendapatkan paten sederhana.

Bersama tim mahasiswa yang sedang melaksanakan magang dan KKN di Desa Kucur, mereka melakukan praktik langsung pembuatan pupuk organik berbahan dasar kotoran hewan bersama kelompok tani setempat. Kegiatan ini bersifat praktis dan aplikatif, didasarkan pada masalah dan hambatan yang dihadapi petani saat ini. Selain materi pengetahuan, para petani mendapatkan pelatihan langsung melalui praktik penerapan.

Tim DM UB foto bersaama mahasiswa dan kelompok tani

Melalui program DM ini UB memberikan bantuan peralatan berupa fermentor, elektrik sprayer, mesin penggilingan, mesin pengayak pupuk, dan pengurusan aspek legal untuk membantu kelompok tani memperoleh Nomor Induk Berusaha (NIB) sehingga mereka bisa menjual pupuk organik ke pasar secara legal. Dengan program ini, diharapkan kelompok tani Srinthil Subur Mandiri Desa Kucur bisa berkembang lebih produktif dan mandiri, serta mampu meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas produksi pupuk organik.

Melalui kerjasama dan pendampingan berkelanjutan dalam program doctor mengabdi, Universitas Brawijaya ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi masyarakat Desa Kucur, memperkuat sektor pertanian lokal, dan mendorong peningkatan kesejahteraan petani.(zma)