
Prof. Irnia Nurika, STP., MP., Ph.D mengembangkan Model ILB untuk Pengembangan Circular Bioeconomy di Indonesia. Ia dikukuhkan Minggu (15/10/2023), di Universitas Brawijaya (UB) sebagai Profesor dalam Bidang Bioindustri pada Fakultas Teknologi Pertanian.
Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, membutuhkan ketersediaan energi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun. Hal ini juga diikuti dengan bertambahnya permasalahan terkait meningkatnya jumlah limbah pertanian, limbah agroindustri, dan limbah rumah tangga.
Disisi lain Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati yang cukup tinggi, dimana disetiap wilayah/daerah mempunyai potensi dan karakteristik biomassa yang berbeda dan unik yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku utama dalam pengembangan agroindustri berbasis produk pangan ataupun non pangan.
Beberapa sumber daya alam berkelanjutan yang dimiliki dalam jumlah cukup besar diantaranya berupa organic residue berupa limbah hasil pertanian, perkebunan, kehutanan (seperti jerami padi, pelepah dan tongkol jagung, kulit kakao, sabut kelapa), serta limbah agroindustri (seperti limbah dari pengolahan minyak kelapa sawit dan limbah pabrik gula).

Salah satu karakteristik utama limbah-limbah tersebut mempunyai kandungan lignoselulosa yang cukup tinggi, yang memiliki potensi yang besar untuk diolah lebih lanjut menjadi bahan kimia bernilai tinggi, bioenergi, biomaterial serta bioproduk lainnya. Akan tetapi struktur komplek dari biomassa yang mengandung lignoselulosa ini menjadi kendala dalam pemanfaatannya. Dimana lignoselulosa tersusun dari selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang merupakan komponen yang sulit dirombak, utamanya lignin. Sehingga perlu tahap pendahuluan atau pretreatment untuk dapat dikonversi menjadi biobased products yang bernilai tinggi.
Prof. Irnia Nurika merumuskan model dalam pemanfaatan limbah agroindustri dan pertanian yang berkelanjutan dengan judul Integrated Lignocellulosic Biorefinery (ILB). Model ILB merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan biomassa lignoselulosa dalam hal ini limbah yang dihasilkan oleh agroindustri dan limbah pertanian untuk dapat menghasilkan berbagai macam bioproduk bernilai tinggi seperti green-chemicals, biopolimer, biomaterial, bioenergi, serta biobased products lainnya secara efisien dan berkelanjutan.
Metode ILB ini merupakan perbaikan dari metode sebelumnya dimana dalam pemanfaatan biomassa lignoselulosa masih didapatkan limbah lain yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Maka dengan penerapan metode ILB diharapkan akan dapat meminimasi limbah yang dihasilkan dari agroindustri yang dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan serta ketergantungan terhadap fossil fuel. Dengan menggunakan biomassa lignoselulosa secara efisien, biorefinery terintegrasi akan mendukung upaya dalam mencapai tujuan ekonomi hijau, sirkular dan berkelanjutan. [Irene]