Prof. Daduk Setyohadi Dikukuhkan sebagai Profesor bidang Ilmu Dinamika Populasi Ikan

Prof. Dr. Ir. Daduk Setyohadi, M.P

Prof. Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP dikukuhkan sebagai profesor, Rabu (28/5/2025), di gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya (UB). Ia merupakan Profesor dalam bidang ilmu Dinamika Populasi Ikan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK). Daduk menjadi Profesor aktif ke-27 di FPIK, Profesor aktif ke-253 di UB, serta menjadi Profesor ke-431 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh UB.

Ia meneliti Lemuru Selat Bali yang merupakan satu-satunya perwakilan perikanan spesies tunggal di Indonesia dengan Alat Penangkapan Ikan (API) spesifik purse seine.

Sejak tahun 2010, tren penangkapan ikan lemuru menunjukkan penurunan tajam tanpa adanya pemulihan signifikan. Penurunan ini utamanya disebabkan oleh pola penangkapan yang berlebihan dan tidak selektif, sebagian besar ikan termasuk yang belum dewasa, ikut tertangkap sebelum sempat berkembang biak.

Prof. Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang ilmu Dinamika Populasi Ikan

Melihat ancaman ini, Prof. Daduk Setyohadi mengembangkan pendekatan baru, yakni Teknologi Sertifikasi Perikanan Lemuru Berkelanjutan Selat Bali (TSPLB-UB). Ini adalah sistem sertifikasi lokal yang dirancang agar lebih sederhana, terukur, dan cocok untuk kondisi Indonesia—tanpa harus menunggu rumitnya standar sertifikasi internasional.

Teknologi sertifikasi ini memerlukan informasi hanya enam indikator utama, yaitu (1) apakah ikan sudah sempat memijah sebelum ditangkap? (2) apakah jumlah ikan yang ditangkap masih di bawah batas aman? (3) apakah ukuran ikan yang ditangkap cukup besar (≥17,3 cm)? (4) apakah ukuran lubang jaring cukup besar agar ikan kecil bisa lolos? (5) apakah nelayan punya izin resmi?, dan (6) apakah nelayan melaporkan hasil tangkapannya dengan benar?

Keenam indikator tersebut sangat fokus pada kepastian terhadap tingkat keberlanjutan sumber daya yang akan disertifikasi. Dengan demikian proses sertifikasi bisa dilakukan lebih cepat dibandingkan dengan standar sertifikasi global lainnya.

Dengan kondisi data perikanan Indonesia yang tersedia saat ini, teknologi sertifikasi TSPLB-UB sangat memungkinkan untuk dikembangkan dan diaplikasikan pada perikanan tangkap di Indonesia. Teknologi ini bisa digunakan selanjutnya oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dalam menyusun kerangka operasional sertifikasi perikanan tangkap. [MIT]

Prof. Dr. Ir. Daduk Setyohadi, M.P